Ekonom CORE perkirakan ekonomi kuartal II-2021 sekitar 4,5%-5,5%, ini pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy memprediksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal II akan ada di kisaran 4,5%-5,5% year on year (yoy).

Yusuf menjelaskan prediksi tersebut berdasarkan tren perkembangan Covid-19 di Indonesia yang menurun khususnya di periode April dan Mei 2021, ditambah dengan berlangsungnya vaksinasi yang telah berdampak pada perbaikan secara terbatas beberapa indikator ekonomi sepanjang kuartal II.

Berdasarkan Google Mobility Trend, Yusuf bilang, mobilitas masyarakat di rumah yang meningkat tajam setelah PPKM diperlonggar dan kegiatan mobilitas di luar rumah, seperti perjalanan dan belanja ritel telah mengalami kenaikan, meskipun belum kembali pada level sebelum pandemi.


“Selain itu belanja kelas menengah masih relatif tertekan, meski demikian beberapa stimulus yang diberikan seperti pelonggaran Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) berhasil menstimulasi pembelian mobil dan rumah meski di level terbatas” kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Selasa (3/8).

Baca Juga: Ekonom Celios perkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 sekitar 2%-4%

Di bidang investasi langsung juga diperkirakan tumbuh sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 2020. Yusuf bilang di beberapa leading indikator telah menunjukkan perbaikan moderat investasi domestik, seperti impor bahan baku dan barang modal, yang masing-masing mengalami pertumbuhan sampai dengan semester I.

Dorongan investasi langsung dari pihak swasta, khususnya sektor manufaktur, diperkirakan bersifat moderat, sebab kata Yusuf, kapasitas terpasang mereka masih cukup untuk memenuhi rebound permintaan yang mulai pulih tahun ini.

Sementara dalam kinerja ekspor, Yusuf mengatakan relatif lebih baik sepanjang semester I 2021. Hal ini ditopang oleh membaiknya harga komoditas di pasar global yang mengalami lonjakan dibandingkan tahun lalu, terutama nikel, tembaga, dan kelapa sawit.

Sementara itu, dorongan belanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di semester I diperkirakan akan sedikit lebih besar, sejalan dengan belanja fiskal yang lebih ekspansif dengan fokus utama penanganan pandemi, terutama vaksinasi dan dukungan recovery untuk UMKM dan korporasi.

Untuk semester II yusuf bilang, pertumbuhan akan tertekan khususnya di kuartal III. Hal ini dikarenakan imbas dari kenaikan kasus Covid-19 dan juga restriksi yang dilakukan oleh pemerintah. 

“Namun dengan asumsi kasus mulai melambat di tengah Agustus dan restriksi dilonggarkan dalam periode tersebut. Seharusnya ekonomi akan bangkit kembali di kisaran September dan Oktober, pertumbuhan di kuartal III dan IV akan berada di kisaran 3,0% sampai 4,5%,” tandasnya.

Selanjutnya: Saham-saham bank besar tertekan meski indeks sektor keuangan naik 7% sejak awal tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi