KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Oktober 2018 mengalami defisit US$ 1,82 miliar. Melihat hal tersebut, ekonom Center of Reform on Economics (Core), Pieter Abdullah memperkirakan neraca perdagangan November justru akan mengalami surplus. "Neraca perdagangan bulan November saya perkirakan akan surplus walaupun belum cukup besar di kisaran US$ 0.5 miliar-US$ 1.5 miliar," tutur Pieter kepada Kontan.co.id, Minggu (16/12). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan November. Faktor tersebut diperkirakan akan menurunkan impor migas dengan nilai yang cukup besar. Pertama, harga minyak mentah yang mengalami penurunan hingga mendekat US$ 50 per barel. Penguatan nilai tukar rupiah yang cukup signifikan dari Rp 15.200 per dollar AS di awal bulan menjadi RP 14.200 per dollar AS di akhir bulan.
Ekonom Core perkirakan neraca dagang November surplus dapat mencapai US$ 1,5 Miliar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Oktober 2018 mengalami defisit US$ 1,82 miliar. Melihat hal tersebut, ekonom Center of Reform on Economics (Core), Pieter Abdullah memperkirakan neraca perdagangan November justru akan mengalami surplus. "Neraca perdagangan bulan November saya perkirakan akan surplus walaupun belum cukup besar di kisaran US$ 0.5 miliar-US$ 1.5 miliar," tutur Pieter kepada Kontan.co.id, Minggu (16/12). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan November. Faktor tersebut diperkirakan akan menurunkan impor migas dengan nilai yang cukup besar. Pertama, harga minyak mentah yang mengalami penurunan hingga mendekat US$ 50 per barel. Penguatan nilai tukar rupiah yang cukup signifikan dari Rp 15.200 per dollar AS di awal bulan menjadi RP 14.200 per dollar AS di akhir bulan.