KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap konsumsi rumah tangga sangat minim di kuartal III-2022. Ini karena pemberian bantuan kenaikan harga BBM baru terjadi di akhir kuartal III alias September ini sekaligus berbarengan dengan pemberian bantuan sosial (bansos) tambahannya. Sehingga dampak yang akan dirasakan sangat minim oleh masyarakat luas. “Kenaikan harga BBM menurut saya justru akan lebih terasa di Kuartal IV atau mungkin di bulan Oktober,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (11/9).
Baca Juga: Begini Strategi Pertamina Jaga Biaya Operasional Kilang Lebih Efisien Adapun Ia melihat beberapa indikator utama seperti penjualan eceran, menunjukkan pertumbuhan secara tahunan penjualan eceran di bulan Juli dan Agustus relatif masih berada pada level pertumbuhan yang positif. Hanya saja memang catatan perlu disampaikan pada bulan Agustus pertumbuhan secara tahunan itu lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan Juli. Artinya di bulan Agustus dampak dari kenaikan secara umum harga barang, sudah berdampak terutama ke masyarakat menengah ke bawah, sehingga mereka melakukan penyesuaian pola konsumsi, dan bukan karena adanya kenaikan BBM saja. Selain itu, hal ini juga yang terlihat dari pertumbuhan dari beberapa komponen yang mengalami penyesuaian. Misalnya pertumbuhan untuk penjualan eceran suku cadang dan aksesoris dan juga perlengkapan rumah tangga lainnya. Baca Juga: Pemerintah Akan Batasi Penjualan Mobil dan Motor Berbahan Bakar Fosil