Ekonom: Dampak Pembangunan Infrastruktur pada Pertumbuhan Ekonomi Mulai Terasa



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pembangunan infrastruktur menjadi program prioritas kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak tahun 2015. 

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai pembangunan infrastruktur yang terus dimasifkan oleh pemerintahan Jokowi sudah mulai dirasa dampak pada pertumbuhan ekonomi. 

"Salah satu infrastruktur yang paling besar dampaknya adalah pembangunan jalan tol terutama jalan tol Trans Jawa," kata Rendy pada Kontan.co.id, Rabu (18/1). 


Ia menjelaskan, Tol trans Jawa yang terhubung langsung dengan beberapa pusat kawasan industri memberikan dampak perekonomian. 

Baca Juga: Kementerian PUPR Ajak Pemda Wujudkan Pelayanan Air Minum Tahan Bencana

Bahkan menurutnya, pada jangka 5 sampai 10 Tahun ke depan kawasan-kawasan yang dilewati oleh jalan tol ini akan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar lagi.

"Pembangunan infrastruktur sudah terasa dampaknya secara bertahap terutama di periode kedua pemerintahan Pak Jokowi," jelas Rendy. 

Untuk diketahui, di tahun 2023 ini pembangunan infrastruktur masih akan berlanjut. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengungkapkan pada tahun 2023 - 2024 ini akan difokuskan menyelesaikan proyek strategis nasional (PSN). 

Baca Juga: Realisasi Akhir Anggaran Kementerian Perhubungan Mencapai 98,02% pada Tahun 2022

Basuki mengatakan, beberapa fokus pembangunan infrastruktur yang akan dijalankan antara lain, proyek sumber daya air sebesar Rp 41,9 triliun yang mencakup bidang sumber daya air terdiri dari pembangunan bendungan, pembangunan jaringan irigasi dan rehabilitasi jaringan irigasi. 

Kemudian, jalan dan jembatan Rp 49,31 triliun mencakup pembangunan tol dan akses IKN, pembangunan jalan baru, jembatan dan pembangunan flyover, atau underpass.

Selanjutnya, untuk bidang pemukiman Rp 25,03 triliun yang mencakup pembangunan sistem penyediaan air minum, penanganan kawasan kumuh, pengelolaan sampah dan air limbah. 

Terakhir, untuk bidang perumahan senilai Rp 6,98 triliun yang mencakup pembangunan rumah susun (rusun), rumah khusus, rumah swadaya, dan PSU perumahan. "Semuanya akan diupayakan (bisa) semester I, sudah selesai," kata Basuki, Selasa (18/1). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli