JAKARTA. Ekonom DBS, Eugene Leow, menilai, langkah BI menahan suku bunga di level 6,75% sudah tepat. Terutama dengan potensi arus modal asing yang keluar di tengah kecemasan krisis ekonomi global."Penurunan suku bunga dapat memperburuk situasi. Untuk saat ini, bertengger di level 6,75% bukan hal yang buruk," kata Eugene, Jumat (23/9).Meskipun memiliki landasan perekonomian yang kokoh, sektor keuangan selalu menjadi titik lemah Indonesia. Hal ini terlihat dari arus modal masuk yang masih lebih besar dibandingkan arus masuk investasi langsung. Padahal investasi langsung lebih stabil bisa bertahan lebih lama dibandingkan arus modal semata.Merujuk data Bank Indonesia, komponen investasi langsung (penanaman modal asing) pada kuartal kedua 2011 tercatat US$ 5,25 miliar sementara investasi portofolio sebesar US$ 6,28 miliar.Menyadari masih tingginya komponen investasi portofolio, Eugene mengingatkan BI harus meningkatkan usaha membatasi arus modal keluar. Di antaranya, peningkatan batas jangka waktu minimum kepemilikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), memperkenalkan deposito (yang tidak dapat diakses pemain asing) untuk mengelola likuiditas, dan melarang dana Vostro sampai dengan 30% dari modal bank."Langkah ini akan membantu mengurangi, namun tidak menghilangkan terjadinya arus modal keluar. Jika sentimen pasar global terus memburuk, mungkin ada ruang untuk pelepasan besar-besaran dalam beberapa bulan ke depan," papar Eugene, Jumat (23/9).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekonom DBS: Langkah pemerintah tahan suku bunga di 6,75% sudah tepat
JAKARTA. Ekonom DBS, Eugene Leow, menilai, langkah BI menahan suku bunga di level 6,75% sudah tepat. Terutama dengan potensi arus modal asing yang keluar di tengah kecemasan krisis ekonomi global."Penurunan suku bunga dapat memperburuk situasi. Untuk saat ini, bertengger di level 6,75% bukan hal yang buruk," kata Eugene, Jumat (23/9).Meskipun memiliki landasan perekonomian yang kokoh, sektor keuangan selalu menjadi titik lemah Indonesia. Hal ini terlihat dari arus modal masuk yang masih lebih besar dibandingkan arus masuk investasi langsung. Padahal investasi langsung lebih stabil bisa bertahan lebih lama dibandingkan arus modal semata.Merujuk data Bank Indonesia, komponen investasi langsung (penanaman modal asing) pada kuartal kedua 2011 tercatat US$ 5,25 miliar sementara investasi portofolio sebesar US$ 6,28 miliar.Menyadari masih tingginya komponen investasi portofolio, Eugene mengingatkan BI harus meningkatkan usaha membatasi arus modal keluar. Di antaranya, peningkatan batas jangka waktu minimum kepemilikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), memperkenalkan deposito (yang tidak dapat diakses pemain asing) untuk mengelola likuiditas, dan melarang dana Vostro sampai dengan 30% dari modal bank."Langkah ini akan membantu mengurangi, namun tidak menghilangkan terjadinya arus modal keluar. Jika sentimen pasar global terus memburuk, mungkin ada ruang untuk pelepasan besar-besaran dalam beberapa bulan ke depan," papar Eugene, Jumat (23/9).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News