Ekonom Desak Insentif Lanjutan untuk Dorong Minat Penggunaan Transaksi LCS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Economic and Law Studies (Celios) mendesak adanya insentif lanjutan dalam mendukung skema transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS). 

Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan, bentuk insentif lanjutan ini didasarkan pada volume perdagangan maupun investasi antarnegara yang sedang naik. 

“Jadi, ada momentum untuk memperbesar porsi penggunaan mata uang lokal khususnya dengan Baht Thailand, Ringgit Malaysia maupun Yuan China,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (23/12). 


Bhima melanjutkan, insentif yang diberikan bisa dimulai dengan investasi langsung. Misalnya ada investor dari negara yang memiliki kerangka kerjasama LCS dengan Indonesia ingin membuat pabrik di Indonesia dengan skema LCS, maka bisa diberi pengurangan Pajak Penghasilan (PPh). 

Baca Juga: Rata-Rata Transaksi Mata Uang Lokal Indonesia - China Capai US$ 15,1 Juta per Bulan

“Jadi perusahaan multinasional dan investor akan semangat menggunakan fasilitas LCS tanpa perlu konversi dulu ke dolar AS,” tambah Bhima. 

Selanjutnya, insentif juga bisa diberikan untuk industri pelayaran atau logistik di bidang perdagangan barang. Apalagi, seperti kita ketahui, sebagian besar pelayaran menggunakan kapal berbendera asing yang hanya menerima dollar AS. 

“Insentif untuk industri pelayaran atau logistik sepertinya perlu dibuat juga agar mereka mau menerima mata uang lokal,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi