Ekonom: Dukungan negara sesama produsen CPO jadi amunisi tambahan gugat Uni Eropa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dorongan negara sesama produsen minyak sawit (CPO) seperti Malaysia menjadi senjata tambahan dalam menggugat Uni Eropa (UE) di organisasi perdagangan dunia (WTO).

Kehadiran Malaysia yang juga akan menggugat UE atas penerapan regulasi atau delegated act untuk kesepakatan Renewable Energy Directive (RED) II akan memperkuat penolakan atas diskriminasi.

"Semakin banyak dari pihak produsen CPO yang punya interest akan semakin kuat daya dorongnya," ujar ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Muhammad Faisal saat dihubungi, Minggu (28/4).


Pandangan yang sama dari berbagai negara produsen akan mempertegas diskriminasi atas kepala sawit. Ditambah lagi dengan prinsip utama dalam WTO yang menentang diskriminasi.

Melihat itu, Faisal bilang peluang menang masih terbuka bagi Indonesia. Hanya saja, UE menggunakan masalah lingkungan dan keadilan sosial sebagai senjata pelarangan penggunaan minyak sawit.

Oleh karena itu Indonesia juga perlu melakukan serangan balasan terkait tuduhan perusakan lingkungan. Hal itu penting untuk menahan serangan UE.

"Selain ada unsur negosiasi tingkat WTO ada penguatan riset dan data," terang Faisal.

Faisal juga melihat Indonesia akan tetap mempertahankan gugatan meski biaya yang dibutuhkan besar. Karena bila menghitung nilai manfaat, ekspor CPO dinilai perlu dipertahankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi