Ekonom: Efek kalahnya Jokowi di parlemen sementara



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan dan nilai tukar rupiah terpukul. Setelah Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo Subianto berhasil menyapu bersih kursi pimpinan DPR dan MPR rupiah dan IHSG terus terjerembab.

Pada sesi penutupan Rabu (8/10) saja misalnya rupiah terjerembab ke level 12.239 atau anjlok 0,3% dibanding hari sebelumnya. Keterpurukan parah dialami IHSG. Pada sesi penutupan Rabu (8/10) IHSG anjlok 1,48%.

Arif Budimanta, ekonom Megawati Institute mengakui bahwa kekalahan kubu Jokowi dalam perebutan kursi pimpinan DPR dan MPR memang berdampak negatif kepada pergerakan IHSG dan rupiah. Tapi, efek kekalahan tersebut terhadap pelemahan nilai tukar rupiah dan IHSG tidak besar. "Faktor politik yang terjadi saat ini hanya menyumbang kurang dari 10%," katanya.


Arif mengatakan bahwa faktor dominan pemicu pelemahan IHSG dan rupiah justru dominan datang dari sisi global. Sebab, dari sisi global, pasar masih mendapatkan bayang- bayang dari kekhawatiran pengurangan stimulus moneter di Amerika dan pelemahan kondisi ekonomi di beberapa negara seperti China dan Jepang.

Arif yakin, meskipun saat ini IHSG dan  rupiah melemah, ke depan mata uang Garuda dan IHSG akan kembali menguat. Keyakinan ini didasarkan pada  kondisi ekonomi di dalam negeri yang masih menjanjikan, minat investasi yang masih tinggi. "Semua akan baik- baik saja," katanya.

Sepakat dengan Arif, Sri Adiningsih mengatakan bahwa kejatuhan IHSG dan nilai tukar rupiah hanya reaksi sesaat pasar. Dalam waktu tidak lama lagi rupiah dan IHSG akan kembali menguat.

"Keterpilihan Jokowi- JK menjadi presiden dan wakil presiden sudah mengurangi ketidakpastian, kami yakin itu bisa membuat investor yakin untuk kembali datang ke Indonesia dan membuat semuanya baik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto