JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada bulan Juni sebesar 0,3%-0,4%. Inflasi tersebut disebabkan kenaikan barang komoditi pangan seperti daging ayam dan telor ayam. Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat perkembangan terakhir dari harga pangan memang relatif stabil. Harga beras masih turun. Meski harga daging ayam dan telor ayam mengalami kenaikan, komposisi beras dalam komponen inflasi tinggi. Kalau beras turun maka inflasi komponen barang makanan jadi tidak terlalu besar. "Sehingga inflasi 0,3%-0,4% masih bisa diterima. Tertolong penurunan harga beras," tuturnya. Menurut Lana, perkembangan inflasi tahun ini cukup baik. Hanya saja akan ada tekanan akibat kenaikan tarif listrik mulai 1 Juli mendatang. Efeknya pada inflasi pun tidak akan terlalu besar karena jumlah kenaikannya tidak terlalu tinggi. Karena itu hingga akhir tahun dirinya memperkirakan inflasi akan berada dalam level sebesar 5,1%. Perkiraan tersebut sudah memperhitungkan kenaikan tarif listrik. Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko menilai inflasi inti menjadi inflasi yang perlu mendapat perhatian khusus. Inflasi inti dalam trend meningkat. Penyebabnya adalah rupiah yang mengalami depresiasi dan stagnan pada level yang tinggi. Sekedar gambaran, inflasi inti tahunan pada bulan April 2014 sebesar 4,66%. Lalu pada bulan Mei naik menjadi 4,82%. Inflasi inti inilah yang kemudian menjadi satu dari dua alasan dirinya melihat inflasi hingga akhir tahun akan berada pada kisaran 5,6%-5,7%. Alasan kedua adalah Juli hingga Agustus faktor pangan akan signifikan mendongkrak inflasi karena ada fenomena el nino. Untuk Juni sendiri karena faktor Lebaran inflasi akan lebih tinggi dari bulan Mei yang sebesar 0,16%. Adapun Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan secara umum ada beberapa barang komoditi yang mengalami peningkatan harga di seluruh Indonesia. Komoditi tersebut adalah daging ayam dan telur ayam. Sedangkan untuk barang volatile seperti cabai baik cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan harga. Mengenai peningkatan harga daging dan telur ayam, BI mengharapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan ataupun otoritas di daerah untuk bisa memenuhi pasokan. Mengenai inflasi tahunannya sendiri, pada bulan Juni akan turun dari 7,32% menjadi kisaran 6,6%. Penurunan ini terjadi karena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan pemerintah pada Juni 2013 sudah mulai hilang.
Ekonom: Harga pangan relatif masih stabil
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada bulan Juni sebesar 0,3%-0,4%. Inflasi tersebut disebabkan kenaikan barang komoditi pangan seperti daging ayam dan telor ayam. Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat perkembangan terakhir dari harga pangan memang relatif stabil. Harga beras masih turun. Meski harga daging ayam dan telor ayam mengalami kenaikan, komposisi beras dalam komponen inflasi tinggi. Kalau beras turun maka inflasi komponen barang makanan jadi tidak terlalu besar. "Sehingga inflasi 0,3%-0,4% masih bisa diterima. Tertolong penurunan harga beras," tuturnya. Menurut Lana, perkembangan inflasi tahun ini cukup baik. Hanya saja akan ada tekanan akibat kenaikan tarif listrik mulai 1 Juli mendatang. Efeknya pada inflasi pun tidak akan terlalu besar karena jumlah kenaikannya tidak terlalu tinggi. Karena itu hingga akhir tahun dirinya memperkirakan inflasi akan berada dalam level sebesar 5,1%. Perkiraan tersebut sudah memperhitungkan kenaikan tarif listrik. Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko menilai inflasi inti menjadi inflasi yang perlu mendapat perhatian khusus. Inflasi inti dalam trend meningkat. Penyebabnya adalah rupiah yang mengalami depresiasi dan stagnan pada level yang tinggi. Sekedar gambaran, inflasi inti tahunan pada bulan April 2014 sebesar 4,66%. Lalu pada bulan Mei naik menjadi 4,82%. Inflasi inti inilah yang kemudian menjadi satu dari dua alasan dirinya melihat inflasi hingga akhir tahun akan berada pada kisaran 5,6%-5,7%. Alasan kedua adalah Juli hingga Agustus faktor pangan akan signifikan mendongkrak inflasi karena ada fenomena el nino. Untuk Juni sendiri karena faktor Lebaran inflasi akan lebih tinggi dari bulan Mei yang sebesar 0,16%. Adapun Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan secara umum ada beberapa barang komoditi yang mengalami peningkatan harga di seluruh Indonesia. Komoditi tersebut adalah daging ayam dan telur ayam. Sedangkan untuk barang volatile seperti cabai baik cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan harga. Mengenai peningkatan harga daging dan telur ayam, BI mengharapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan ataupun otoritas di daerah untuk bisa memenuhi pasokan. Mengenai inflasi tahunannya sendiri, pada bulan Juni akan turun dari 7,32% menjadi kisaran 6,6%. Penurunan ini terjadi karena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan pemerintah pada Juni 2013 sudah mulai hilang.