Ekonom: Hubungan Dagang Indonesia-AS Lebih Menguntungkan Jika Harris Menang Pilpres



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) turut berdampak terhadap potensi hubungan dagang dengan Indonesia.

Global Markets Economist Maybak Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan, pemerintahan Kamala Harris akan cenderung lebih menguntungkan ketimbang Donald Trump dari sisi kerjasama perdagangan.

"Kelihatannya lebih menguntungkan Harris, karena kalau Trump untuk kebijakan proteksionisme terhadap barang-barang dari luar kelihatannya lebih ketat," ujar Myrdal kepada Kontan.co.id. Senin (4/11).


Baca Juga: Menakar Dampak Pilpres AS Terhadap Ekonomi Indonesia

Selain itu, terkait dengan posisi pemerintah Indonesia terhadap kemenangan salah satu dari kedua kandidat tersebut, Myrdal menyatakan bahwa Indonesia kemungkinan besar akan mempertahankan pendekatan politik luar negeri yang bebas dan aktif.

"Kalau dari sisi kita si kelihatannya masih akan tetap menegakkan kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif, jadi kalau saya lihat si masih akan relatif sama-sama kooperatif untuk kemungkinan dari kedua calon tersebut," katanya.

Myrdal juga menanggapi isu  adanya kekhawatiran jika Trump memenangi pemilihan presiden AS dan juga ekonomi Indonesia yang bergeser ke arah BRICS. Padahal, AS dan negara barat kurang sejalan dengan BRICS. 

Baca Juga: Pilpres AS Kian Dekat, Kamala Harris Mencari Dukungan Kaum Pria di Serikat Buruh

Kondisi ini disebut-sebut menjadi salah satu alasan keluarnya dana asing dari Indonesia. 

Meskipun demikian, Myrdal menekankan bahwa implikasi dari keanggotaan BRICS terhadap perdagangan belum sepenuhnya terlihat.

"Kalau BRICS, implikasi ke perdagangannya juga masih belum kelihatan kecuali memang dari dulu kita kan sama China dan India untuk aktivitas perdagangannya memang kuat," tuturnya.

Selanjutnya: Robert Kiyosaki Sebut Keruntuhan Perbankan AS Dimulai, Pasar Ini bakal Ikutan Runtuh

Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut Keruntuhan Perbankan AS Dimulai, Pasar Ini bakal Ikutan Runtuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi