KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2020 masih mencetak surplus. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca dagang pada bulan Juni 2020 sebesar uS$ 1,27 miliar. Peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi memperkirakan neraca perdagangan di bulan Juli 2020 masih akan surplus US$ 1,1 miliar. Kata Eric, surplus disebabkan nilai ekspor yang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai impor pada bulan lalu. "Ekspor sekitar US$ 12,9 miliar, impor US$ 11,8 miliar," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/8).
Eric menebak, ekspor pada Juli 2020 akan meningkat US$ 7,0% mom. Peningkatan ekspor terutama didorong oleh peningkatan permintaan dari negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia, seperti China, Uni Eropa, dan ASEAN. Baca Juga: Ekonom BCA memprediksi neraca dagang bulan Juli 2020 masih akan surplus Selain itu, peningkatan ekspor juga didorong oleh peningkatan harga-harga komoditas, terutama peningkatan harga minyak dan crude palm oil (CPO). Sementara itu, nilai impor juga diprediksi akan meningkat sebesar 9,4% mom. Peningkatan ini ditengarai sebagai akibat perusahaan-perusahaan yang sudah mulai berproduksi dan mengimpor bahan baku. Sementara bila dibandingkan dengan kinerja ekspor dan impor pada Juli 2019, baik ekspor dan impor masih mengalami penurunan. Prediksi Eric, ekspor akan turun 16,8% yoy dan impor akan tercatat turun 24,1% yoy. Sebagai tambahan informasi, surplus neraca dagang pada Juni 2020 disebabkan peningkatan baik ekspor maupun impor dengan total nilai ekspor yang lebih besar daripada impor. Menurut BPS, ini menjadi indikasi kalau perekonomian Indonesia sudah mulai menggeliat.