Ekonom Indef: Antisipasi the Fed, BI akan kerek suku bunga acuan di akhir 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya memprediksi Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, Bank Sentral AS, The Federal Reserve (the Fed) berencana menaikkan kembali suku bunga acuannya atau Fed Fund Rate di bulan Desember mendatang.

Berly memprediksi kenaikan suku bunga acuan BI masih sama seperti sebelumnya, yakni 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%. “Seandainya The Fed Rate naik, rupiah akan melemah lagi. Kemungkinan 90% BI Rate juga akan menaikan lagi suku bunga kalau kenaikannya drastis, tapi BI terlebih dahulu melihat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, apabila berada di kisaran Rp 14.700-14.800 saya kira BI akan tetap menahan,” kata dia Jakarta Kamis (22/11).

Ia menyebut kemungkinan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan cukup besar. “Kemungkinan kenaikan suku bunga acuan the Fed sekitar 73% di bulan Desember nanti,” ujar dia.


Menurut Berly, BI sangat antisipatif terhadap kebijakan moneter The Fed, khususnya terkait dengan suku bunga acuan. Hal tersebut dapat dilihat dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang biasanya dilakukan maksimal tiga hari setelah the Fed merilis suku bunga acuannya. 

“BI sangat quick response dan tidak punya banyak pilihan untuk menghadapi kebijakan the Fed,” kata dia.

Asal tahu saja, bulan ini BI kembali menaikkan suku bunga acuannya untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi 6%. 

Sebelumnya BI juga sudah menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,75% pada bulan September sebagai respon atas kebijakan the Fed yang memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 2%-2,55%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi