Ekonom Indef Minta Rencana Kenaikan Harga BBM, LPG, dan TDL Ditunda, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listoyanto mengatakan bahwa daya beli masyarakat harus tetap dijaga agar konsumsi rumah tangga dapat melaju lebih tinggi lagi seiring pandemi yang semakin terkendali.

“Efek dari pengendalian pandemi ini ternyata membuahkan hasil, daya beli masyarakatnya cukup kuat,” ujar Eko dalam Konferensi Pers Indef, Rabu (11/5)

Namun pasca Lebaran Idul Fitri 2022 ini, Eko meminta pemerintah untuk menunda rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Pertalite, LPG 3 Kg, hingga tarif dasar listrik (TDL).


Menurutnya, apabila hal tersebut tetap dilakukan maka performa ekonomi akan semakin berat untuk mencapai target pertumbuhan sebesar 5,2%. Seperti yang kita tahu bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi RI pada tahun ini mencapai 5,2% secara year on year.

Baca Juga: Kenaikan Harga-Harga Turut Menekan Ekspektasi Konsumen ke Depan

“Jadi, pasca lebaran ini, kita sarankan untuk tidak segera menaikkan berbagai macam harga-harga yang secara Internasional ada kenaikan tetapi ya sebisa mungkin harus kita tahan. Misalnya harga energi, LPG, Pertalite, listrik dan beberapa harga kebutuhan pokok,” tambahnya.

Hal ini juga senada dengan Kepala Center of Macroeconomics and Finance Indef M. Rizal Taufikurahman meminta pemerintah perlu menahan untuk mengeluarkan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi dan gas 3 Kg apalagi bersamaan dengan rencana menaikkan harga TDL.

Rizal juga mengatakan, rencana penyesuaian TDL juga akan berdampak kepada konsumsi rumah tangga menurun hingga minus 0,201% dan terhadap Produk Domestik Bruto akan turun hingga minus 0,114%.

“Hal ini tentu akan menekan pertumbuhan ekonomi, padahal pertumbuhan ekonomi kita sangat signifikan dari konsumsi rumah tangga di atas 60% kontribusinya,” kata Rizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto