JAKARTA. Kenaikan harga beberapa kebutuhan pangan menjelang puasa diperkirakan bakal memicu kenaikan inflasi di bulan ini. Para ekonom memperkirakan, inflasi Juni 2014 akan ada di kisaran 0,3% - 0,5%, lebih tinggi dari inflasi Mei 2014 sebesar 0,16%. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan pada dasarkan kenaikan harga pangan pada bulan ini tidak terlalu tinggi lantaran pasokannya cukup melimpah. Menurutnya, kenaikan harga pangan yang cukup tinggi hanya terjadi di beberapa komoditas tertentu seperti daging ayam dan telur ayam. Selain itu, kata David efek pelemahan nilai tukar rupiah juga belum sepenuhnya tercermin pada inflasi Juni ini. Karenanya, "Kami perkirakan inflasi Juni 2014 akan sekitar 0,46%," jelas David, akhir pekan lalu.
Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistyaningsih juga menghitung, inflasi Juni sekitar 0,46% dengan inflasi tahunan 6,76%. Menurutnya, inflasi Juni ini masih bisa diredam di bawah 0,5% lantaran kenaikan harga kebutuhan pangan tidak terlalu tinggi. Lana menambahkan, efek penundaan rencana kenaikan gas elpiji 12 kilogram (kg) juga turut andil membuat inflasi Juni tak berlari kencang. Maklum, bila harga elpiji 12 kg naik, bakal ada efek inflasi tak langsung akibat peralihan konsumsi elpiji 12 kg ke 3 kg yang membuat harga gas elpiji 3 kg ikut terkerek akibat naiknya permintaan. David pernah menghitung, setiap kenaikan harga elpiji 12 kg Rp 1.000 per kg, efek ke inflasinya sekitar 0,03%. Kepala Ekonom BII Juniman bilang, selain kenaikan harga pangan, inflasi Juni juga dipicu naiknya harga barang-barang impor. Maklum, nilai tukar rupiah yang melemah membuat konsumen harus menebus barang impor dengan harga lebih mahal. "Menjelang lebaran permintaan impor produk konsumsi seperti elektronik meningkat, sementara harganya cenderung naik karena pelemahan rupiah," katanya. Karenanya, Juniman memperkirakan inflasi Juni ini sekitar 0,43% dan inflasi tahunan sekitar 6,69%. Eric Alexander Sugandi, Ekonom Standard Chartered Bank memperkirakan inflasi Juni sekitar 0,4% dengan inflasi tahunan 6,7%. Menurutnya, selain karena kenaikan harga bahan pangan menjelang puasa, adanya musim liburan sekolah juga menjadi pendorong kenaikan inflasi bulan ini.