KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengingatkan bahwa program 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KMP) yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto berisiko menciptakan lapangan kerja yang tidak berkelanjutan dan meningkatkan inefisiensi ekonomi jika tidak disertai dengan penciptaan aktivitas ekonomi baru. "Yang terpenting bagi Koperasi Merah Putih adalah menciptakan aktivitas ekonomi baru. Jika hanya mengambil alih bisnis yang sudah ada, Koperasi Merah Putih tidak akan menstimulus pertumbuhan ekonomi. Kalaupun tercipta lapangan kerja, itu justru mencerminkan inefisiensi ekonomi," kata Wijayanto kepada Kontan, Senin (21/7). Peluncuran Koperasi Desa Merah Putih secara nasional dilakukan Senin (21/7), menandai dimulainya operasional 80.000 koperasi di seluruh Indonesia. Pemerintah berharap koperasi ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi rakyat, terutama di daerah-daerah pedesaan.
Ekonom Ingatkan Koperasi Merah Putih Berisiko Buka Lapangan Kerja Tak Berkelanjutan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengingatkan bahwa program 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KMP) yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto berisiko menciptakan lapangan kerja yang tidak berkelanjutan dan meningkatkan inefisiensi ekonomi jika tidak disertai dengan penciptaan aktivitas ekonomi baru. "Yang terpenting bagi Koperasi Merah Putih adalah menciptakan aktivitas ekonomi baru. Jika hanya mengambil alih bisnis yang sudah ada, Koperasi Merah Putih tidak akan menstimulus pertumbuhan ekonomi. Kalaupun tercipta lapangan kerja, itu justru mencerminkan inefisiensi ekonomi," kata Wijayanto kepada Kontan, Senin (21/7). Peluncuran Koperasi Desa Merah Putih secara nasional dilakukan Senin (21/7), menandai dimulainya operasional 80.000 koperasi di seluruh Indonesia. Pemerintah berharap koperasi ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi rakyat, terutama di daerah-daerah pedesaan.
TAG: