KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2021, sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga usai tertekan di tahun 2020 lalu. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan harga komoditas saat ini sudah memasuki commodity boom. Dia menjelaskan, beberapa komoditas kenaikan harga komoditas memang cukup impresif di tahun ini. Lihat saja, harga minyak mentah telah naik 46,1% secara year to date (ytd) hingga Selasa (21/9). Kenaikan harga lebih tinggi di alami oleh harga gas bumi yang melonjak 96% ytd. Lalu harga minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO) juga naik 14,9% ytd.
“Jadi memang kita mengalami commodity boom. Batubara bahkan juga naik 120,5% ytd, nikel juga menguat 12,5%. Sehingga dari komoditas yang sudah disebutkan, kita sedang mengalami tren yang cukup bagus karena adanya pemulihan ekonomi,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (24/9). Pemulihan ekonomi global pun sudah terjadi di China dan beberapa negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) yang meminta bahan baku barang setengah jadi yang lebih banyak dari negara penghasil komoditas seperti Indonesia. Akan tetapi, pemerintah jangan sampai terjebak dari commodity boom ini. Sebab Bhima mengatakan, pelajarannya adalah ketika terjadi commodity boom Indonesia sering kali lupa mengembangkan industrinya. Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri: Harga komoditas masih tetap tinggi hingga akhir 2021 Sehingga terjadi deindustrialisasi prematur, yaitu posisi industri manufakturnya mengalami penurunan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) karena lebih banyak minat untuk ekspot bahan mentah atau olahan primer.