Ekonom Maybank sebut BUMN bisa jadi penyokong PDB



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai bisa menjadi penyokong produk domestik bruto (PDB). Apalagi pada 2018 lalu, aset BUMN melonjak Rp 882 triliun menjadi Rp 8.092 triliun. Kontribusi BUMN dalam pembangunan infrastruktur juga terlihat dari belanja modal (capex) yang meningkat sepanjang 2018.

Ekonom Maybank, Myrdal Gunarto mengatakan, BUMN dapat menjadi PDB, namun kontribusinya tidak besar karena mayoritasnya adalah konstruksi. “Tapi kalau soal nominal dibandingkan dengan PDB kita tidak terlalu besar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/1).

Myrdal mengatakan, fokus pemerintah pada pembangunan infrastruktur tahun lalu turut memberikan kontribusi positif bagi perusahaan BUMN sektor infrastruktur. Adapun proyek-proyek lain yang difokuskan oleh pemerintah juga bersinergi dari perusahaan BUMN yang satu dengan yang lain.


“Contohnya Waskita Karya bidang infrastruktur, untuk melakukan ekspansi pembangunan, mereka kan juga tentu butuh pendanaan tentu dari sektor perbankan yang notabenenya BUMN juga,” katanya

Ia menambahkan, terkait dari perbandingan profit BUMN di tahun 2019 kalau dilihat dari APBN untuk infrastruktur akan mengalami kenaikan. Walaupun menurutnya dari sisi pertumbuhan tidak setinggi tahun 2018. Beberapa program terkait pangan, pendidikan dan infrastruktur juga menjadi ketiga fokus APBN.

“Jadi cukup besar juga dari sisi pemerintah. Contohnya saja pangan. Kita ada program stabilisasi harga pangan, supply pangan yang juga berlimpah. Ada juga kinerja BUMN seperti Bulog, ini sih kelihatannya bagus juga. Karena mereka kerja untuk sinergi yang menjadi tujuan pemerintah. Disitulah peran BUMN cukup kuat,"imbuhnya.

Wujud nyata sektor yang paling berkontribusi dari BUMN menurutnya adalah yang pertama sektor energi seperti PLN, kemudian dilanjuti dari sektor infrastruktur seperti semen, dan ketiga adalah sektor perbankan yang menjadi seluruh kegiatan dari BUMN. “Jadi tiga itu yang paling berkontribusi dan menjadi fokus BUMN,” Jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli