Ekonom Maybank: Tekan defisit transaksi berjalan, perlu langkah struktural



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di kuartal III 2018 mencapai US$ 8,8 miliar atau sebesar 3,37% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit transaksi berjalan ini melebar dibandingkan CAD kuartal II 2018 yang sebesar 3,02% dari PDB.

Peningkatan CAD di kuartal III 2018 tersebut dipengaruhi penurunan neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa. Ekonom Maybank Myrdal Gunarto mengatakan, pemerintah perlu melakukan langkah struktural untuk mengendalikan defisit neraca dagang.

"Sejauh ini hal tersebut telah dilakukan oleh pemerintah, seperti kenaikan tarif PPh impor barang konsumsi, penjadwalan proyek infrastruktur terutama pembangkit listrik dan optmalisasi biodiesel," ujar Myrdal, Jumat (9/11).


Myrdal menjelaskan, pengurangan impor pangan saat ini masih sulit dilakukan karena merupakan kebutuhan rutin masyarakat. Apalagi, musim hujan pun berpengaruh pada terbatasnya stok pangan domestik.

"Impor bahan bakar minyak (BBM) cukup terbantu dengan harga yang diproyeksikan lebih rendah seiring prospek perekonomian global yang melemah karena perang dagang dan suplai negara OPEC seperti Irak yang meningkat," tutur Myrdal.

Menurut Myrdal, upaya lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah memperkuat sektor manufaktur berbasis produk ekspor dengan cara mempermudah investasi di daerah. Dengan begitu, kawasan ekonomi khusus dapat terbentuk. Ini pun bisa mendorong kontribusi ekspor manufaktur yang dianggap memiliki nilai tambah yang lebih besar daripada ekpor berbasis komoditas mentah.

Dengan berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah, Myrdal berpendapat, CAD di kuartal IV 2018 masih dapat menurun menjadi 2,9% dari PDB. Dia pun memprediksi CAD sepanjang 2018 sebesar 2,9% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat