Ekonom memperkirakan inflasi Juni maksimal 0,5%



JAKARTA. Kenaikan harga komoditas pangan alias volitile food diperkirakan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi inflasi secara keseluruhan di bulan Juni 2014. Namun demikian, tingkat inflasi bulan Juni diperkirakan tidak akan lebih dari 0,5%.

Berbeda dengan bulan Juni tahun 2013 lalu, ketika itu inflasi mencapai 1,03%. Yang membedakan antara bulan Juni tahun ini dengan tahun lalu adalah tidak adanya kenaikan harga bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Menurut ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) Juniman, selain karena kenaikan harga makanan inflasi juga akan didorong oleh kenaikan harga barang-barang impor. Impor diperkirakan masih akan tinggi, untuk memenuhi permintaan konsumsi dalam negeri yang meningkat.


Juniman memperkirakan inflasi bulanan pada bulan Juni 2014 seebsar 0,43%. Sedangkan secara year on year (YoY) diperkirakan berada dilevel 4,69%.

Menurutnya, menjelang lebaran akan mendorong permintaan impor produk konsumtif seperti elektronik. “Nah, harga barang-barang konsumtif seperti elektronik cenderung meningkat,” ujar Juniman, Jumat (27/6).

Sementara itu ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko menilai  salah satu penyebab inflasi lainnya adalah di sisi inflasi inti alias core inflation. Namun, kenaikan inflasi inti diperkirakan sangat tipis.

Penyebabnya adalah tekanan yang cukup besar terjadi di sisi nilai tukar rupiah. Prasetyantoko memperkirakan inflasi di bulan Juni akan berada di level 0,5%.

Ekonom Universitas Brawijaya Erani Yustika menambahkan, inflasi tahun ini secara keseluruhan relatif lebih kecil dari tahun lalu. Ia memperkirakan trend kenaikan inflasi hingga akhir tahun masih bisa dijaga di level 5,3%-5,5%, sesuai target pemerintah.  Erani sendiri memperkirakan pada bulan Juni inflasi sebesar 0,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan