KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa ekonom memproyeksikan inflasi di bulan Desember 2018 cukup tinggi. Faktor utamanya, konsumsi yang meningkat karena liburan panjang saat Natal dan Tahun Baru 2019. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memprediksikan inflasi bulanan Desember 2018 sekitar 0,6%-0,7%. Sedangkan secara tahunan inflasi di Desember 2018 sekitar 3,25%. Eko melihat ada dua faktor yang berpotensi mendongkrak inflasi yakni bencana yang terjadi di Anyer, Banten dan konsumsi yang meningkat. Faktor bencana diperkirakan meningkatkan inflasi lokal di daerah tersebut.
Sedangkan peningkatan permintaan atau konsumsi pada libur panjang akhir tahun, kata Eko, membuat pedagang pada masa tersebut lebih bebas menaikkan harga karena intervensi pemerintah sangat terbatas. "Apalagi di lima hari terakhir," ujarnya. Lana Soelistiangsih, ekonom Samuel Sekuritas juga memprediksikan inflasi Desember 2018 secara bulanan sebesar 0,6%, jauh lebih tinggi dari inflasi bulan November 2018 yang tercatat 0,27%. "Penyebabnya faktor musiman di akhir tahun," kata Lana. Dengan demikian, Lana memproyeksikan, inflasi keseluruhan di tahun 2018 sekitar 3,1%. Namun apabila inflasi bulan Desember 2018 bisa di bawah 0,6% maka inflasi keseluruhan tahun bisa di bawah 3%. Lana juga memprediksi, inflasi di 2019 bisa tinggi, tergantung pergerakan harga minyak mentah. Hitungan dia, inflasi tahun depan bisa mencapai 4%-4,5% apabila harga minyak mentah melebihi tahun ini yang harga tertingginya dikisaran US$ 80 per barel. Sementara, Piter Abdullah, ekonom Core menyebutkan, inflasi pada Desember 2018 akan mengikuti pola tahun-tahun sebelumnya yakni meningkat dibandingkan bulan November karena terdorong permintaan saat Natal dan Tahun Baru. "Inflasi secara bulanan akan berada 0,5%-0,7% atau sekitar 3,1%-3,2% secara tahunan. Sektor utama yang mendorong inflasi adalah pangan, transportasi, komunikasi, serta jasa keuangan. Semua sangat terkait dengan event natal dan tahun baru," jelasnya.
Proyeksi inflasi sepanjang tahun ini sekitar 3,1%-3,2% tersebut di bawah target Bank Indonesia (BI) dan pemerintah yang sebesar 3,5%. Sedangkan Inflasi pada tahun 2019 akan dipengaruhi keputusan pemerintah soal harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan tarif dasar listrik (TDL). Bila pemerintah menaikkan harga BBM dan TDL, inflasi akan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2018. Piter memperkirakan inflasi tahun depan bisa di kisaran 4,5%-5,5%. Ekonom Asia Development Bank Institute Eric Sugandi juga memprediksikan, inflasi bulan Desember 2018 dikisaran 0,6% atau 3,1% secara tahunan. Dengan demikian inflasi sepanjang tahun 2018 diprediksi sebesar 3,1%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat