KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) diprediksi kembali terganggu pada kuartal III-2021, akibat merebaknya virus corona varian Delta. Dalam jajak pendapat yang dilakukan
Reuters, para ekonom melihat, pemulihan ekonomi akan kembali berlanjut pada November 2021. Yakni ketika Federal Reserve mengumumkan kebijakan moneter barunya. Seperti di sebagian besar negara, ekonomi AS menghadapi gangguan rantai pasokan global akibat pandemi Covid-10 yang mendorong inflasi. Gangguan ekonomi diperparah ketika masyarakat yang ragu-ragu melakukan vaksinasi.
Pergeseran ekspektasi selama sebulan terakhir ini muncul ketika The Fed diprediksi akan mengumumkan pengurangan pembelian surat utang pemerintah senilai US$ 120 miliar per bulan. Saat ini, sebagian besar ekonom mengatakan, perlambatan pertumbuhan akan bersifat sementara. Mereka belum melakukan perubahan besar terhadap proyeksi ekonomi untuk Negeri Paman Sam sepanjang 2021.
Baca Juga: China semakin serius mengincar keanggotaan Trans Pacific Partnership Di sisi lain, Presiden Joe Biden telah mengeluarkan mandat untuk memacu vaksinasi bagi warga AS. Namun, sekolah dan kantor perusahaan yang direncanakan segera dibuka bisa memperburuk risiko penyebaran Covid-19 lebih lanjut di negara itu. "Ada kekhawatiran yang meningkat bahwa ketakutan pertumbuhan sedang berlangsung di AS. Ada indikasi penurunan tajam untuk perkiraan pertumbuhan kuartal ketiga tahun ini," kata Ellen Zentner,
US Chief Economist di Morgan Stanley. Ia menyebut, virus corona varian Delta telah meninggalkan tanda jelek untuk kinerja pada bulan Agustus 2021. Di mana, ekspansi terus berlanjut, meski dengan kecepatan yang lebih lambat. Berdasarkan jajak pendapat
Reuters, selama periode 13 hingga 16 September menunjukkan, ekonom memangkas pertumbuhan kuartal ketiga menjadi 4,4%. Padahal pada bulan lalu, mereka masih optimis bisa tumbuh 7,0%. Hampir 85% dari 51 ekonom yang menanggapi pertanyaan tambahan dalam jajak pendapat mengatakan penyebaran varian Delta berdampak material pada perkiraan pertumbuhan PDB triwulanan AS selama sebulan terakhir. Tetapi prospek pertumbuhan untuk tahun depan masih kuat di level 4,2%, tidak berubah dari jajak pendapat Agustus. Sementara pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2023 di kisaran 2,3%. Prediksi itu hanya satu tingkat lebih rendah dari prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sebesar 2,4% yang dilakukan bulan lalu. Sementara itu, waktu yang diharapkan dari pengumuman
tapering The Fed telah bergeser secara meyakinkan selama sebulan terakhir, sebagian karena inflasi AS tetap tinggi. Hampir tiga perempat responden, atau 36 dari 49 ekonom mengatakan, pengumuman
tapering akan datang pada bulan November dan bukan bulan ini seperti yang diperkirakan sebelumnya. "Masalah utamanya adalah mereka telah mencapai vaksinasi yang tinggi, jadi sulit untuk ditingkatkan lebih lanjut. Lantaran segmen populasi tertentu yang tidak ingin divaksinasi. Jika varian Delta makin mengganggu perekonomian, kita bisa melihat penundaan pengumuman resmi dari November hingga Desember atau bahkan Januari,” kata Philip Marey, Ahli Strategi Senior AS di Rabobank.
Baca Juga: Pembatasan dilonggarkan, penjualan ritel Inggris di bulan Agustus malah turun Sementara enam responden masih mengharapkan pengumuman pada akhir pertemuan The Fed pada 21-22 September. Lantaran ketidakpastian ekonomi karena meningkatnya kasus Covid-19 dan laporan pekerjaan yang lemah bulan lalu telah menyebabkan sebagian besar ekonom mengubah ekspektasi mereka. Ditanya tentang risiko yang lebih besar terhadap prakiraan pasar kerja, sebagian kecil responden mengatakan bahwa itu adalah sisi negatifnya. Tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap di atas level pra-pandemi sebesar 3,5% setidaknya hingga 2023.
Lebih dari 60% responden memperkirakan taper akan dimulai pada bulan Desember dengan pengurangan bulanan sebesar US$ 10 miliar dalam pembelian obligasi AS dan US$ 5 miliar dalam sekuritas berbasis hipotek. Mayoritas ekonom memperkirakan itu akan berakhir pada kuartal III-2022. Sementara konsensus menunjukkan tingkat dana federal akan tetap tidak berubah pada 0,00%-0,25% hingga 2023, lebih dari seperempat responden, 16 dari 56, mengatakan The Fed akan menaikkan suku tahun depan untuk pertama kalinya dalam siklus ini. Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti, yang mencatat lonjakan terbesar sejak 1991 pada Juni - diperkirakan akan tetap di atas rata-rata 3,5% per kuartal untuk sisa tahun 2021. Inflasi PCE inti diperkirakan akan sedikit mendingin tetapi tetap di atas target 2,0% bank sentral AS setidaknya hingga 2023.
Editor: Anna Suci Perwitasari