KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom melihat bahwa pilihan menaikkan harga BBM Subsidi saat ini menjadi lebih realistis karena pengendalian konsumsi melalui digitalisasi masih membutuhkan waktu persiapan sedangkan kuota subsidi semakin menipis. Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede mengatakan, patut disadari bahwa jumlah nilai subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) saat ini telah mencapai Rp 502 triliun, angka yang cukup besar karena jumlah ini mencapai 16% dari total belanja pemerintah dalam Perpres No 98 Tahun 2022. “Jika pemerintah tidak melakukan pengendalian atau menaikkan harga BBM, angka subsidi ini berpotensi bengkak jadi Rp 700 triliun,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/8).
Ekonom: Menaikkan Harga BBM Subsidi Pilihan Realistis Kendalikan Konsumsi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom melihat bahwa pilihan menaikkan harga BBM Subsidi saat ini menjadi lebih realistis karena pengendalian konsumsi melalui digitalisasi masih membutuhkan waktu persiapan sedangkan kuota subsidi semakin menipis. Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede mengatakan, patut disadari bahwa jumlah nilai subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) saat ini telah mencapai Rp 502 triliun, angka yang cukup besar karena jumlah ini mencapai 16% dari total belanja pemerintah dalam Perpres No 98 Tahun 2022. “Jika pemerintah tidak melakukan pengendalian atau menaikkan harga BBM, angka subsidi ini berpotensi bengkak jadi Rp 700 triliun,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/8).