KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan posisi cadangan devisa pada Jumat (5/7). Ekonom Bank Permata Josua Pardede meramal cadangan devisa negara bisa naik US$ 3-US$ 4 miliar dengan segelontor stimulus positif. Pertama, bulan lalu pasar sekunder menggeliat, terlihat dari aliran dana asing yang masuk bulan lalu sekitar US$ 3,5 miliar. Sebab The Fed bersikap hawkish sehingga dana asing masuk ke pasar emerging market termasuk Indonesia. “Dari sisi inflow obligasi juga ciamik seiring rating S&P Indonesia yang naik,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (28/6)
Kedua, Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan Global Bond. Ada dua spesifikasi, denominasi dollar Amerika Serikat (AS) dan euro dengan target indikatif masing-masing US$ 750 juta dan 750 juta euro. Ketiga, pergerakan rupiah mampu terjaga pada sepanjang bulan lalu. Dalam pasar spot, mata uang Garuda pada Juni menguat 1% yang ditutup di level Rp 14.126 per dollar AS (28/6). “Intervensi BI terbukti mampu menjaga stabilitas rupiah,” tutur Josua. Keempat, sentimen negatif pada Juni cenderung mereda sebab pembayaran hutang dan pembagian deviden marak di di bulan April dan Mei. Sampai dengan akhir tahun 2019 dia memandang cadangan devisa masih bisa tumbuh sekitar US$ 125-US$ 127 miliar. Angka itu naik 4,1%-5,2% dari cadangan devisa akhir tahun lalu sebesar US$ 120,7 miliar.