Ekonom meramal virus corona bikin utang luar negeri melambat tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Piter Abdullah memprediksi utang luar negeri (ULN) Indonesia cenderung melambat di tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh merebaknya virus korona.

Piter mengatakan utang luar negeri Indonesia melambat bukan serta-merta karena pemerintah maupun swasta melainkan kegiatan ekonomi yang memang turun. Setali tiga uang, demand domestik dan permintaan ekspor terus melambat.

Baca Juga: Virus corona menyengat perekonomian negara maju


“Dengan adanya virus corona, perlambatan itu akan tetap berlangsung pada tahun ini. Oleh karena itu diperkirakan perlambatan ULN swasta masih akan terjadi,” kata Piter kepada Kontan.co.id, Senin (17/2).

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia sampai dengan akhir kuartal IV-2019 sebesar US$ 404,3 miliar. Dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) senilai Rp 14.000 per dolar AS, maka utang luar negeri kita sebesar Rp 5.660 triliun.

Pencapaian utang luar negeri tersebut tumbuh 7,7% year on year (yoy) dibandingkan dengan realisasi kuartal IV-2018 senilai US$ 376,8 miliar. Namun bila diadu, realisasi pada periode tersebut lebih rendah daripada kuartal III-2019 yang tumbuh 10,4%.

Proyeksi Piter, perlambatan utang luar negeri swasta akan terus berlanjut turun pada kuartal I-2020. Di sisi lain, utang luar negeri pemerintah akan tetap tumbuh melambat bila kebijakan untuk mengutamakan penerbitan Surat Utang Negara (SBN) domestik tetap berlanjut.

Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia sampai akhir kuartal IV-2019 mencapai US$ 404,3 miliar

“Dengan melambatnya pertumbuhan utang swasta risiko dari utang luar negeri bisa lebih terjaga,” tutur Piter.

Informasi saja, BI dalam laporannya menjabarkan utang sektor publik oleh pemerintah dan bank sentral menjadi kontributor terbesar dengan capaian senilai Rp 202,9 miliar setara Rp 2.840 triliun.

Sementara itu, utang sektor swasta termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menorehkan utang sebesar US$ 201,4 miliar atau sama dengan Rp 2.819 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto