Ekonom nilai the Fed keliru tentang pertumbuhan



NEW YORK. Saat ini, the Federal Reserve dinilai memiliki satu catatan penting yang harus segera di atasi. Yakni, ekspektasi pertumbuhan ekonomi the Fed yang terlalu optimistis. Pasalnya, optimisme the Fed berbeda dengan realitas yang ada. Sebagai gambaran: proyeksi terkini the Fed yang dirilis pada Maret menunjukkan tingkat Produk Domestik Bruto AS akan tumbuh di level 2,8% hingga 3%. Namun, setelah dirilisnya tingkat PDB kuartal I yang hanya 1%, maka tingkat PDB di sisa tahun ini harus naik tinggi hingga 4% untuk mencapai target tersebut.Ada juga faktor-faktor lainnya. Meski mayoritas indikator ekonomi menunjukkan kenaikan, sektor properti sepertinya masih belum berjalan mulus. Indikator terkini juga menunjukkan adanya pembengkakan pada defisit neraca perdagangan AS. Selain itu, pertumbuhan global, khususnya emerging market, diramal masih akan menemui tantangan. Hal ini tercermin pada pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi global yang dirilis oleh Bank Dunia dari sebelumnya 3,2% menjadi 2,8%. "Adanya faktor-faktor tadi setidaknya menggambarkan situasi ekonomi AS. Jelasnya, seluruh negara di dunia tengah berjuang untuk keluar dari isu krisis finansial. Sepertinya, harus banyak dilakukan penyembuhan dari yang dibutuhkan," jelas Torsten Slok, chief international economist Deutsche Bank. Slok sendiri setuju bahwa ekonomi AS akan tumbuh pada tahun ini. Namun, pertumbuhannya lebih rendah dari prediksi yang dibuat the Fed. "Tumbuh 2% sudah cukup baik. Tapi tidak mungkin 3%. Yang mengagetkan adalah data PDB kuartal I sangat rendah dan akan turut menyeret angka PDB tahunan pada akhir tahun," jelasnya. Slok berpendapat, ada dua hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi AS. Pertama, memperbaiki sektor properti. Kedua, menormalkan tingkat suku bunga acuan. Bank sentral sudah menahan suku bunga acuan mendekati nol untuk jangka pendek selama proses pemulihan serta membeli surat utang negara dan KPR bermasalah sebagai bagian dari program quantitative easing. Capital Economics juga berpendapat sama. Capital menyarankan agar the Fed harus menurunkan angka pengangguran ke level 6,1% hingga 6,3% serta mencapai target inflasi inti di kisaran 1,4%-1,6%. Sementara, ekonom senior AS Paul Dales bilang, the Fed harus menaikkan tingkat suku bunga acuannya lebih cepat dari proyeksi.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie