Ekonom: Optimisme Konsumen Jadi Angin Segar Bagi Prospek Pertumbuhan Ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keyakinan konsumen sudah kembali ke zona optimistis pada kuartal IV-2021, setelah pada kuartal III-2021 konsumen nampak pesimistis.

Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI), ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) kuartal IV-2021 yang sebesar 116,8, atau berada di zona optimistis dengan indeks di atas 100.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Rima Prama Artha mengatakan, hasil survei bank sentral ini juga sejalan dengan hasil survei DRI. Dengan demikian, ini menjadi angin segar bagi kondisi perekonomian di kuartal IV-2021.


“Ini menunjukkan adanya turning point (titik balik) terkait dengan pertumbuhan ekonomi. Menjadi sinyal peningkatan pertumbuhan ekonomi di akhir 2021 maupun pada tahun 2022,” ujar Rima kepada Kontan.co.id, Senin (10/1).

Baca Juga: Konsumen Makin Optimistis di Kuartal IV 2021

Pasalnya, makin optimistis konsumen, makin terlihat tanda pertumbuhan konsumsi rumah tangga makin kuat. Ini kemudian memberi kekuatan bagi pertumbuhan ekonomi untuk tumbuh lebih tinggi, mengingat motor penggerak pertumbuhan ekonomi domestik adalah konsumsi rumah tangga.

Sejalan dengan ini, Rima pun memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal IV-2021 sebesar 2,54% yoy, setelah pada kuartal III-2021 hanya mampu tumbuh 1,02% yoy.

Ini kemudian akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 untuk meroket ke 5,1% yoy, setelah pada kuartal III-2021 sempat turun ke 3,51% yoy.

Ke depan, Rima memperkirakan tren optimisme konsumen masih akan berlanjut di tahun 2022. Sehingga, pertumbuhan ekonomi di tahun ini kemungkinan akan didorong oleh perbaikan konsumsi masyarakat.

Dengan demikian, stimulus pemerintah dan lembaga terkait pada sektor konsumsi perlu diarahkan untuk lebih meningkatkan konsumsi masyarakat secara signifikan.

Baca Juga: Persepsi Konsumen tentang Kondisi Ekonomi Saat Ini Meningkat

Salah satu kunci pertumbuhan konsumsi masyarakat adalah mobilitas dan aktivitas perekonomian. Untuk itu, pemulihan masih akan sangat bergantung pada penanganan kesehatan. Apalagi, saat ini ada perkembangan varian baru Covid-19, yaitu Omicron.

Selain berhubungan dengan penanganan kesehatan, pemerintah juga perlu tetap menggulirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terutama di sisi jaring pengaman sosial karena ini sangat membantu masyarakat menengah ke bawah.

“Bantuan sosial (bansos) perlu terus dilakukan karena memberi dampak langsung pada masyarakat miskin dan rentan,” jelas Rima.

Di tahun 2022 pun, Rima memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa sebesar 5,22% yoy sehingga ini memberi kekuatan kepada perekonomian untuk tumbuh 5,11% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari