KONTAN.CO.ID - JAKARTA Nilai tukar rupiah terus melemah. Pada Rabu (12/10) rupiah spot ditutup pada level Rp 15.357 per dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah diprediksi masih akan berlanjut dan berpotensi menyentuh level Rp 16.000 per dolar AS di tahun depan. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah akan mempengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, baik dari sisi penerimaan dan belanja negara. Dari sisi penerimaan, Josua bilang, jika rupiah melemah Rp 100 dari asumsi makro yang ditetapkan pemerintah, maka akan mendorong peningkatan penerimaan pajak sebesar Rp 4 triliun dan juga mendorong kenaikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 1,4 triliun.
Baca Juga: Rupiah Makin Melemah, Ini Dampaknya ke Industri Manufaktur Ia menyebut, pelemahan rupiah akan berpotensi mempengaruhi penerimaan yang terkait dengan aktivitas perdagangan Internasional seperti pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 impor, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan barang mewah (PPnBM) impor, bea masuk dan juga bea keluar. "Pelemahan nilai tukar rupiah juga akan berdampak pada penerimaan PPh migas dan PNBP SDA migas," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (12/10).