Ekonom: Pelemahan rupiah bawa berkah ke CAD



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) triwulan IV akan turun pada kisaran US$ 5 miliar. Sebelumnya, pada triwulan III 2014 defisit tercatat US$ 6,84 miliar atau 3,07% dari PDB.

Sejalan dengan perkiraan BI, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual berpendapat, defisit transaksi berjalan pada triwulan IV akan mengempis. Pelemahan rupiah membawa berkah bagi ekspor dan mengerem impor karena harga yang mahal.

Untuk migas sendiri, ia memperkirakan, konsumsi minyak masih cukup besar dan menjadi penghambat perbaikan defisit untuk lebih dalam lagi. Alternatif moda transportasi yang layak belum ada sehingga masyarakat tetap memilih kendaraan pribadi meski harga BBM dinaikkan.


David menghitung neraca transaksi berjalan pada keseluruhan tahun 2014 akan berada di bawah 3% dari PDB. Setidaknya, perbaikan transaksi berjalan akan membawa stimulus yang positif bagi pasar. "Rupiah bisa menguat," ujar David ketika dihubungi KONTAN, Selasa (16/12).

Sementara itu, Kepala Ekonom BII Juniman menilai, salah satu penyebab defisit pada triwulan IV turun adalah harga minyak dunia yang drop. Harga minyak dunia yang turun bisa membuat defisit neraca migas membaik.

Di sisi lain, ada penerimaan negara dari remiten atau pengiriman uang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dapat memberikan dampak positif bagi transaksi berjalan triwulan IV. Maka dari itu, Juniman prediksi defisit transaksi berjalan triwulan IV turun ke posisi US$ 5,5 miliar atau 2,5% dari PDB. "Sehingga keseluruhan tahun CAD sebesar US$ 25,18 miliar atau 2,95% dari PDB," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto