KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca perdagangan sepanjang 2018 yang sebesar US$ 8,57 miliar merupakan defisit terparah sejak reformasi. Di mata ekonom, defisit ini terjadi karena pemerintah belum maksimal menekan impor dan mendorong ekspor. Ekonom Center Of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohamad Faisal melihat baik kebijakan menahan impor ataupun menggenjot ekspor masih belum efektif. Seperti B20, yang berlaku pada September lalu belum berdampak besar. Pun dengan pengenaan pajak pada barang konsumsi. "Pertumbuhan barang konsumsi masih tetap tinggi, double digit, lebih tinggi dari barang modal," jelas Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/1).
Ekonom: Pemerintah belum maksimal tekan impor sehingga defisit membengkak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca perdagangan sepanjang 2018 yang sebesar US$ 8,57 miliar merupakan defisit terparah sejak reformasi. Di mata ekonom, defisit ini terjadi karena pemerintah belum maksimal menekan impor dan mendorong ekspor. Ekonom Center Of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohamad Faisal melihat baik kebijakan menahan impor ataupun menggenjot ekspor masih belum efektif. Seperti B20, yang berlaku pada September lalu belum berdampak besar. Pun dengan pengenaan pajak pada barang konsumsi. "Pertumbuhan barang konsumsi masih tetap tinggi, double digit, lebih tinggi dari barang modal," jelas Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/1).