KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami penurunan nominal dan perlambatan pertumbuhan pada Januari 2023. Bank Indonesia (BI) mencatat, M2 pada Januari 2023 sebesar Rp 8.271,7 triliun atau tumbuh 8,2% secara tahunan atau
year on year (yoy). Sedangkan pada Desember 2022, M2 terpantau sebesar Rp 8.528,0 triliun atau tumbuh 8,4% yoy.
Kondisi ini, salah satunya, dipengaruhi oleh komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) yang juga mengalami penurunan nominal dan perlambatan pertumbuhan.
Baca Juga: Uang Beredar Menurun Pada Awal Tahun 2023, Ekonom: Bisa Saja Pola Musiman Komponen M1 pada Januari 2023 tercatat Rp 4.581,3 triliun atau tumbuh 8,5% yoy. Ini lebih rendah dari bulan Desember 2022 yang sebesar Rp 4.834,6 triliun atau tumbuh 9,5% yoy. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menduga, penurunan uang beredar salah satunya disebabkan oleh pengetatan moneter Bank Indonesia (BI). "Pengetatan moneter oleh BI ini bertujuan untuk menjaga inflasi agar tidak terlalu tinggi. Salah satunya, dengan mengurangi jumlah uang beredar," kata Riefky kepada Kontan.co.id, Jumat (24/2). Namun, ke depan, Riefky melihat kalaupun ada penurunan, penurunan uang beredar tak akan besar. Pasalnya, BI pun mulai longgar dalam menerapkan pengetatan kebijakan moneter.
Baca Juga: Ini Penyebab Likuiditas Perekonomian Melambat pada Januari 2023 Plus, ada momen Ramadhan dan Idul Fitri yang biasanya mengerek peredaran uang. Selain itu, pada semester II-2023, akan ada kampanye menjelang Pemilu 2024 yang juga akan meningkatkan jumlah uang beredar. Meski, Riefky masih belum tahu seberapa signifikan ini akan mengerek peredaran uang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli