Ekonom: Perang dagang membuat rupiah stagnan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai pelemahan rupiah hari ini utamanya dipengaruhi negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS)-China yang berlangsung konstruktif.

Mengutip Bloomberg Jumat (29/3) rupiah ditutup stagnan di level Rp 14.243 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah bank indonesia mata uang Garuda hari ini terdepresiasi 0,07% menjadi Rp 14.244 per dollar AS.

AS diperkirakan mulai melakukan relaksasi tarif produk asal China yang sebelumnya naik. Sementara China akan membuka lebih lebar investasi dari perusahaan AS termasuk perbankan yg selama ini diproteksi.


“Sinyal positif melunaknya perang dagang membuat investor kembali masuk ke emerging market, net buy hari ini di bursa saham positif mencapai Rp 832 miliar,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (29/3).

Di sisi lain obligasi pemerintah AS membuat rupiah tidak bisa berkutik banyak dan masih menjadi ancaman. Investor global juga masih mencermati kurva yield dari treasury bills atau surat utang AS.

“Ada kekhawatiran resesi AS segera terjadi, seiring The Fed yang dovish,” tutur Bhima. 

Ia menambahkan dalam posisi jangka pendek, rupiah akan menguat diuntungkan dari pindahnya dana asing AS dan eropa ke indonesia.

Bhima meramal pekan depan mata uang Garuda akan diperdagangkan di level Rp 14.200-Rp 14.250 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi