Ekonom perkirakan bunga BI tetap, tapi ada peluang naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini pada Kamis (22/3) besok. Setelah menurunkan bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) di September 2017 lalu, BI diperkirakan kembali menahan bunga acuan di level 4,25% di bulan ini.

Ekonom Eric Sugandi memproyeksi hal tersebut. Menurutnya, ditahannya bunga acuan di bulan ini lantaran tekanan terhadap kurs rupiah saat ini bersifat eksternal dan sementara. Sebab, tekanan terhadap kurs rupiah berkaitan dengan persepsi pelaku pasar keuangan global terhadap ketidakpastian kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Di sisi lain, cadangan devisa (cadev) Indonesia juga dinilai Eric masih cukup bagi BI untuk menjaga volatilitas rupiah. "Jadi BI masih bisa defend rupiah tanpa harus buru-buru menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate," kata Eric kepada KONTAN, Kamis.


Pelemahan rupiah terjadi sejak 30 Januari 2018 lalu. Berdasarkan data Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), saat itu rupiah melemah ke level Rp 13.398 per dollar AS. Sejak itu, kurs rupiah cenderung melemah hingga ke level Rp 13.759 per dollar AS pada hari ini. Hal tersebut membuat cadev akhir Februari turun US$ 3,92 miliar menjadi US$ 128 miliar.

Tak hanya terkait rupiah, ditahannya suku bunga acuan BI bulan ini diperkirakan Eric lantaran bank sentral masih berusaha membantu pemerintah menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan tidak terburu-buru menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate.

Eric memperkirakan, BI akan menahan bunga acuan hingga akhir tahun ini. Akan tetapi, "Memang ada kemungkinan naik jika tekanan terhadap rupiah persisten dan mulai ganggu inflasi dan pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia