Ekonom perkirakan inflasi Mei 0,11% - 0,4%



JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan harga beberapa komoditas pangan membuat peluang deflasi semakin tipis. Ekonom memperkirakan, pada Mei 2013 bakal terjadi inflasi dengan kisaran 0,11%-0,4%. Ekonom BII Juniman menuturkan ekspektasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi selama Mei 2013 kian terasa terutama pada kenaikan harga bahan makanan dan non makanan.

Alhasil, "Inflasi bulanan pada Mei diperkirakan sekitar 0,4%, sehingga inflasi tahunan menjadi 5,93%," jelasnya akhir pekan lalu. Menurut Juniman, beberapa bahan pangan penyumbang inflasi antara lain kenaikan harga daging sapi, daging ayam, minyak goreng, cabai merah, cabai rawit, ikan dan sayuran. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi sepanjang Mei juga menyumbang inflasi dari sisi impor (imported inflation). Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina menambahkan, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) tahap kedua yang terjadi pada April 2013 turut mendongkrak inflasi Mei ini. Meski begitu, ia bilang penurunan harga bawang merah dan bawang putih bisa mengkompensasi tekanan inflasi yang terjadi akibat kenaikan TTL. Dian memperkirakan inflasi bulanan Mei akan ada di kisaran 0,11%, naik ketimbang April 2013 yang terjadi deflasi 0,10%. Sehingga inflasi tahunannya akan ada di kisaran 5,62%, sedikit lebih tinggi dari inflasi tahunan April 2013 yang sebesar 5,57%. Sepakat dengan Juniman, Dian juga bilang penurunan harga emas dunia yang cukup signifikan bakal berimbas pada penurunan harga emas perhiasan. Namun, pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang bulan ini tetap menimbulkan inflasi dari sisi impor. Alhasil, "Inflasi inti (bulanan) sekitar 0,19% pada Mei 2013, sedikit lebih tinggi dari 0,14% pada April 2013," kata Dian. Secara tahunan, Dian memperkirakan inflasi inti Mei akan ada di kisaran 4,13%, sedikit lebih tinggi ketimbang inflasi inti tahunan di April 2013 yang sebeasr 4,12%. Pengamat Ekonomi Universitas Gajah Mada Tony Prasetyantono memperkirakan Mei 2013 akan terjadi inflasi sekitar 0,2%. "Secara umum, inflasi kali ini masih disumbang oleh kenaikan harga pangan dan pelemahan rupiah yang ikut andil melalui imported inflation," ujarnya. Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan cukup sulit untuk mengharapkan deflasi pada bulan Mei 2013. Makanya, ia memperkirakan pada Mei 2013 bakal terjadi inflasi, namun dengan kisaran di bawah 0,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: