KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 terlihat menunjukkan peningkatan pada kuartal II-2023. Terkait hal itu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan fenomena tersebut tak akan berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga pada kuartal III dan kuartal IV di tahun ini. Dia mengatakan Covid-19 varian baru memang menimbulkan peningkatan kasus yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Namun, hal itu diperkirakan tak akan begitu serius karena saat ini Indonesia sudah terbentuk herd immunity, terutama di beberapa kota besar. "Kalau dikaitkan kembali dengan konsumsi rumah tangga, menurut saya kenaikan kasus Covid-19 itu tidak akan terlalu berpengaruh atau hanya berdampak kecil saja. Hal itu tentu sangat berbeda seperti awal masa pandemi Covid-19," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (15/4).
Menurut Yusuf, adanya respons pemerintah yang langsung berupaya mewajibkan vaksinasi menjadi faktor herd immunity itu terbentuk. Dengan kata lain, pemerintah lebih siap menghadapi kasus Covid-19 ke depannya. Baca Juga: Ekonom Proyeksi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga di Atas 5% pada Tahun 2023 Sementara itu, dia berpendapat inflasi juga perlu menjadi catatan tersendiri. Menurutnya, akan ada banyak faktor yang bisa memengaruhi inflasi, terutama pada semester kedua tahun ini. "Masalah panen yang bisa saja meleset dari target dan permasalahan distribusi barang tertentu, tentu bisa membuat inflasi bergejolak," ujarnya. Namun, Yusuf menganggap kondisi inflasi saat ini sebenarnya relatif masih aman dan terbilang lebih terkendali jika dibandingkan dengan tahun lalu. Dengan demikian, masih ada kemungkinan pada semester 2 hal itu bisa tetap terkendali. "Jadi, kemungkinan inflasi juga akan relatif lebih kecil dampaknya terutama ke konsumsi rumah tangga," kata dia. Akan tetapi, Yusuf menyarankan agar pemerintah tetap memberi perhatian khusus kepada kelompok kelas pendapatan menengah ke bawah, terutama dalam merespons angka inflasi saat ini.