Ekonom Perkirakan Terjadi Defisit APBN di Kuartal III-2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencetak surplus pada semester I-2023.

Hanya saja, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan, defisit anggaran akan terjadi pada pertengahan tahun maupun pada kuartal III-2023 ini.

Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan defisit tersebut. Yusuf menyebut, penerimaan negara yang masih positif namun trennya mengalami perlambatan dalam beberapa bulan terakhir ini menjadi salah satu penyebabnya.


Baca Juga: Usulan Kenaikan Dana Desa Diprediksi Menambah Beban Anggaran

Perlambatan ini dikarenakan tingginya basis perhitungan pada tahun lalu yang relatif tinggi dan adanya normalisasi harga komoditas.

Sementara dari sisi belanja, dirinya menyampaikan, kenaikan pertumbuhan pada Mei 2023 yang signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya menunjukkan bahwa pos belanja sudah mulai berjalan dengan lebih optimal di awal tahun ini.

“Sehingga di sisa tahun 2023 nanti, saya kira pos belanja pertumbuhannya akan relatif lebih cepat dan lebih tinggi dan akan menyebabkan defisit anggaran,” ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Selasa (4/7).

Namun, Yusuf juga memberikan tanggapan atas proyeksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memperkirakan defisit APBN 2023 bisa ditekan pada angka 2,28% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Pendapatan Negara 2023 Tembus Rp 2.637,2 Triliun

“Jika dengan melihat tren belanja dan penerimaan negara di data terakhir, peluang prakiraan (defisit APBN 2023) ini relatif kecil,” terang Yusuf.

Menurutnya, dengan asumsi belanja negara yang bisa terserap semua sampai akhir tahun ini, angka moderat defisit APBN 2023 yang berada pada rentang 2,6% hingga 2,8% terhadap PDB sudah relatif baik.

“Konteks baik di sini dalam upaya mengejar defisit di bawah 3% dan memastikan APBN standby menjadi shock absorber ekonomi,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi