KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca dagang sepanjang 2018 tercatat sebesar US$ 8,57 miliar. Angka ini merupakan defisit terbesar sepanjang sejarah reformasi. Besarnya defisit neraca dagang ini disebabkan oleh defisit minyak dan gas (migas) sebesar US$ 12,4 miliar, dimana defisit minyak mentah sebesar US$ 4,04 miliar, defisit hasil minyak US$ 15,94 miliar, meski gas masih mencatat surplus US$ 7,58 miliar. Project Consultant Asian Development Bank Institute Eric Sugandi mengatakan, masalah impor migas ini sudah berlangsung lama, salah satunya karena Indonesia kekurangan kilang minyak. Sementara, dalam jangka pendek, kebijakan menahan harga BBM turut berpengaruh.
Ekonom: Perlu solusi komprehensif untuk menekan impor minyak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca dagang sepanjang 2018 tercatat sebesar US$ 8,57 miliar. Angka ini merupakan defisit terbesar sepanjang sejarah reformasi. Besarnya defisit neraca dagang ini disebabkan oleh defisit minyak dan gas (migas) sebesar US$ 12,4 miliar, dimana defisit minyak mentah sebesar US$ 4,04 miliar, defisit hasil minyak US$ 15,94 miliar, meski gas masih mencatat surplus US$ 7,58 miliar. Project Consultant Asian Development Bank Institute Eric Sugandi mengatakan, masalah impor migas ini sudah berlangsung lama, salah satunya karena Indonesia kekurangan kilang minyak. Sementara, dalam jangka pendek, kebijakan menahan harga BBM turut berpengaruh.