KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan alias BI 7-days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) untuk menarik investasi di sektor manufaktur untuk meningkatkan ekspor. Pernyataan ini dinilai sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap independensi BI. Hal serupa yang juga pernah dilakukan Trump saat The Fed kembali menaikkan suku bunga. "Pernyataan Jusuf Kalla itu sudah salah secara aturan karena bank sentral independen," jelas Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/2). Dengan pernyataan Jusuf Kalla, ekspektasi pasar bisa kacau. Lagi pula, jelas Fithra, penurunan suku bunga tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekspor. Sebab ruang lingkup BI hanya pada menstabilkan nilai tukar. "Bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengontrol nilai tukar agar tidak terlalu terapresiasi," jelas Fithra.
Ekonom: Permintaan Jusuf Kalla turunkan suku bunga BI sebagai bentuk intervensi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan alias BI 7-days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) untuk menarik investasi di sektor manufaktur untuk meningkatkan ekspor. Pernyataan ini dinilai sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap independensi BI. Hal serupa yang juga pernah dilakukan Trump saat The Fed kembali menaikkan suku bunga. "Pernyataan Jusuf Kalla itu sudah salah secara aturan karena bank sentral independen," jelas Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/2). Dengan pernyataan Jusuf Kalla, ekspektasi pasar bisa kacau. Lagi pula, jelas Fithra, penurunan suku bunga tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekspor. Sebab ruang lingkup BI hanya pada menstabilkan nilai tukar. "Bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengontrol nilai tukar agar tidak terlalu terapresiasi," jelas Fithra.