Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi 8% di Era Prabowo Sulit Tercapai, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga keuangan internasional Asian Development Bank (ADB) memprediksi target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang ditargetkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto akan sulit tercapai di tengah kondisi perekonomian global saat ini.

Ekonom Utama ADB Indonesia Arief Ramayandi menyatakan, untuk mencapai target tersebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah, mulai dari menggenjot sektor industri hingga mendorong iklim kompetisi di Indonesia.

“Kalau lihat kondisi seperti sekarang berat (target pertumbuhan ekonomi 8%),” kata Arief dalam acara ADB Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (16/5).


Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Masih Berkisar 5% pada 2024-2025

Arief menyampaikan permintaan dalam negeri menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pada kesempatan yang sama, ia juga  memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada level 5% pada tahun 2024 dan 2025. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di Asia Tenggara masih lebih tinggi dibandingkan Malaysia, Singapura dan Thailand pada periode tersebut.

Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto optimistis bisa meraih pertumbuhan ekonomi sampai 8% pada usia 2 sampai 3 tahun pemerintahannya kelak.

"Saya sangat yakin, sudah dialog dengan para pakar. Saya mempelajari angka-angkanya. Saya sangat yakin kami akan dengan sangat mudah meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, dan saya akan berusaha keras melampauinya," ucap Prabowo dalam dialog di ajang Forum Ekonomi Qatar di Doha, Qatar, seperti dikutip dari kanal YouTube Qatar Economic Forum, Kamis (16/5).

Baca Juga: Ekonom Bank Joshua Pardede: Faktor Ekonomi Global Jadi Sentimen Dominan Saat Ini

"Saya memperkirakan itu terjadi dalam 2 sampai 3 tahun," lanjutnya.

Prabowo mengatakan, fokus pertamanya dalam pemerintahannya nanti ialah soal ketersediaan bahan pangan buat masyarakat. Setelahnya, pemerintah akan fokus pada ketahanan dan swasembada energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi