KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom memproyeksi neraca perdagangan pada bulan Maret 2018 masih mengalami defisit US$ 200 juta. Laju ekspor diperkirakan terkontraksi 2,1% sementara laju impor diperkirakan tumbuh 9,7% yoy. Pengamat Ekonomi Bank Permata Josua Pardede mengatakan, hal ini akan dipengaruhi oleh kinerja ekspor pada bulan Maret diperkirakan melambat karena tren menurunnya beberapa komoditas ekspor Indonesia selama bulan Maret yang lalu seperti CPO yang minus 2,1% secara bulanan atau month on month (mom), batubara terkoreksi 5,4% mom dan karet alam minus 2,2% mom. Sementara itu, volume ekspor diperkirakan cenderung menurun seiring penurunan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia antara lain Tiongkok, Jepang, India, Eropa dan ASEAN. “Penurunan aktivitas manufaktur di sebagian besar mitra dagang juga ditunjukkan dengan penurunan pertumbuhan Baltic Dry Index,” kata Joshua kepada Kontan.co.id, Minggu (15/4).
Ekonom proyeksi neraca perdagangan Maret defisit lagi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom memproyeksi neraca perdagangan pada bulan Maret 2018 masih mengalami defisit US$ 200 juta. Laju ekspor diperkirakan terkontraksi 2,1% sementara laju impor diperkirakan tumbuh 9,7% yoy. Pengamat Ekonomi Bank Permata Josua Pardede mengatakan, hal ini akan dipengaruhi oleh kinerja ekspor pada bulan Maret diperkirakan melambat karena tren menurunnya beberapa komoditas ekspor Indonesia selama bulan Maret yang lalu seperti CPO yang minus 2,1% secara bulanan atau month on month (mom), batubara terkoreksi 5,4% mom dan karet alam minus 2,2% mom. Sementara itu, volume ekspor diperkirakan cenderung menurun seiring penurunan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia antara lain Tiongkok, Jepang, India, Eropa dan ASEAN. “Penurunan aktivitas manufaktur di sebagian besar mitra dagang juga ditunjukkan dengan penurunan pertumbuhan Baltic Dry Index,” kata Joshua kepada Kontan.co.id, Minggu (15/4).