Ekonom: Proyeksi pertumbuhan ekonomi BI realistis



JAKARTA. Ekonom Kenta Institute Eric Sugandi melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang telah direvisi Bank Indonesia (BI) menjadi sebesar 5%-5,4% lebih realistis. Ia mengatakan, di awal tahun ini pengeluaran pemerintah lebih besar untuk belanja rutin.

Lebih lanjut Eric mengatakan, secara ideal pemerintah harus lebih mempercepat belanja infrastrukturnya saat ini. Namun sayangnya, upaya tersebut tidak akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara tajam lantaran porsi pemerintah terhadap produk domesti bruto (PDB) hanya 7%-8%.

Eric juga melihat, saat ini investor masih menunggu dan melihat (wait and see). "Sebab ada gejala pelemahan permintaan dari rumah tangga," katanya, Kamis (19/5).


Di sisi lain, ekspor juga belum akan banyak mendorong pertumbuhan ekonomi seiring dengan masih lemahnya harga komoditas global, terutama komoditas energi. "Harga komoditas yang tertekan juga berpengaruh negatif pada investasi di sektor komoditas energi," katanya.

Kepala Ekonom BRI Anggito Abimanyu berpendapat, pemangkasan anggaran kementerian atau lembaga (K/L) sebesar Rp 50,2 triliun yang rencananya akan dilakukan pemerintah masih kurang. Menurutnya, pemangkasan yang lebih besar dilakukan untuk menutupi defisit anggaran.

Anggito juga menyebut pemangkasan yang lebih besar otomatis akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini. "Pemangkasan itu tentunya tidak hanya pada belanja operasional tetapi juga pada belanja modal sehingga akan berdampak terhadap pertumbuhan. Tetapi tidak apa-apa," katanya.

Ia memproyeksi, pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya sebesar 5%. "Itu juga sudah bagus," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan