KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren inflasi saat bulan Ramadan dan Lebaran biasanya meningkat. Pada April 2022 atau bertepatan dengan Ramadan 2022 terjadi inflasi sebesar 0,95%. Adapun makanan, minuman, dan tembakau menyumbang inflasi sebanyak 0,46% pada April 2022, kemudian kelompok transportasi memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,29 %. Sementara itu, pada Mei 2022 atau bertepatan dengan Lebaran 2022 terjadi kenaikan inflasi sebesar 0,40%. Adapun kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi 0,20%, lalu kelompok transportasi memberikan andil 0,08%, paling dominan angkutan udara 0,07%.
Pada Ramadan dan Lebaran tahun ini, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan, inflasi pada periode tersebut akan meningkat ke kisaran 5,5% secara tahunan. Komponen pangan dan transportasi akan memiliki andil dalam inflasi bulan Ramadan dan Lebaran tahun ini. "Kalau komponen pangan itu 20%, transportasi 12.3% sesuai data BPS," ucap dia kepada Kontan.co.id, Senin (27/3).
Baca Juga: BI Diramal Tetap Tahan Suku Bunga hingga Akhir Tahun, Ini Alasannya Riefky juga memproyeksikan, inflasi pada akhir tahun kemungkinan akan mencapai di level 4% dan lebih rendah. Sementara, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, secara historis ketika masa Ramadan dan Lebaran, inflasi akan naik sekitar 0,5 %-0,7% secara bulanan atau month to month (MtM). Adapun komponen makanan akan menyumbang inflasi sekitar 0,4% - 0,5% poin, sedangkan transportasi mungkin di 0,2% - 0,3% poin. Faisal menyampaikan, inflasi tahunan akan terus menurun walau secara musiman pada Ramadan dan Lebaran akan naik dahulu. "Namun, masuk semester II 2023 akan terus turun memasuki range target Bank Indonesia. Jadi, akhir tahun kami masih lihat inflasi di 3.60% YoY," kata dia. Sementara itu, Ekonom Segara Institute Piter Abdullah juga bilang, inflasi pada Ramadan akan naik. "Pada tahun ini diperkirakan kenaikannya akan lebih tinggi," ujar dia. Penyebabnya yang pertama karena low base effect. Dia menyebut, inflasi pada Maret dan April tahun lalu masih relatif rendah sehingga kenaikan sedikit saja pada Maret dan April tahun ini akan terhitung tinggi secara tahunan.
Adapun penyebab lainnya, yakni PPKM dihentikan sehingga permintaan akan melonjak tinggi. Dengan demikian, akan mendorong kenaikan harga dan adanya euforia terbebas dari PPKM pandemi Covid-19 akan mendorong mobilitas masyarakat yang lebih tinggi, termasuk memengaruhi arus mudik. Piter pun memprediksi inflasi pada akhir tahun diperkirakan berada di kisaran 4%-4,5%.
Baca Juga: Lebaran 2023 Beri Sinyal Positif Bagi Penerimaan Pajak RI Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat