JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksi, inflasi Mei tahun ini bisa mencapai 0,55%. Sementara itu, inflasi tahunan Mei diperkirakan mencapai 4,5% YoY. Angka itu lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia (BI). Sebab, BI memproyeksi inflasi Mei sekitar 0,3%-0,4% berdasarkan hasil survei mingguan harga hingga pekan ketiga bulan ini. Lebih lanjut menurut Eko, penyebab inflasi Mei juga masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya. "Yaitu terutama bahan makanan, salah satunya kenaikan bawang putih dan kenaikan pada harga yang diatur pemerintah, yaitu tarif listrik," kata Eko saat dihubungi KONTAN, Rabu (24/5). Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara sebelumnya mengatakan, pihaknya menyarankan agar pemerintah menunda melakukan penyesuaian administered prices sampai Juli nanti. Mengingat, puncak inflasi akan terjadi di Juni. Ia juga mengatakan, pemerintah perlu melakukan hal lain untuk mengantisipasi lonjakan harga selama puasa dan Lebaran. Pertama, melakukan penguatan kapasitas Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Kedua, pengaturan pasokan bahan pangan. Ketiga, pembenahan rantai pasok pangan dari mulai petani hingga pasar-pasar induk. Di Juni nanti, pihaknya memproyeksi laju inflasi bisa mencapai 0,67%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekonom proyeksikan inflasi Mei bisa capai 0,5%
JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksi, inflasi Mei tahun ini bisa mencapai 0,55%. Sementara itu, inflasi tahunan Mei diperkirakan mencapai 4,5% YoY. Angka itu lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia (BI). Sebab, BI memproyeksi inflasi Mei sekitar 0,3%-0,4% berdasarkan hasil survei mingguan harga hingga pekan ketiga bulan ini. Lebih lanjut menurut Eko, penyebab inflasi Mei juga masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya. "Yaitu terutama bahan makanan, salah satunya kenaikan bawang putih dan kenaikan pada harga yang diatur pemerintah, yaitu tarif listrik," kata Eko saat dihubungi KONTAN, Rabu (24/5). Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara sebelumnya mengatakan, pihaknya menyarankan agar pemerintah menunda melakukan penyesuaian administered prices sampai Juli nanti. Mengingat, puncak inflasi akan terjadi di Juni. Ia juga mengatakan, pemerintah perlu melakukan hal lain untuk mengantisipasi lonjakan harga selama puasa dan Lebaran. Pertama, melakukan penguatan kapasitas Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Kedua, pengaturan pasokan bahan pangan. Ketiga, pembenahan rantai pasok pangan dari mulai petani hingga pasar-pasar induk. Di Juni nanti, pihaknya memproyeksi laju inflasi bisa mencapai 0,67%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News