Ekonom Ramal Neraca Transaksi Berjalan Berbalik Defisit pada 2023, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan Indonesia berpotensi berbalik defisit pada tahun 2023, setelah beberapa tahun terakhir mencetak surplus. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengungkapkan, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tahun ini sebesar 0,65% produk domestik bruto (PDB). Padahal, di sepanjang tahun 2022, neraca transaksi berjalan masih mencetak surplus sebesar 1% PDB. 

Faisal bilang, CAD yang muncul pada tahun ini tak lepas dari potensi penurunan kinerja perdagangan internasional. 


"Indonesia mengantisipasi surplus perdagangan yang yang cenderung terus menyempit," terang Faisal kepada Kontan.co.id, Rabu (14/6). 

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Mei 2023 Berpotensi Turun ke Kisaran US$ 3 Miliar

Faisal pun memerinci. Kinerja ekspor diperkirakan menurun akibat penurunan harga komoditas serta pelemahan permintaan global. Ini juga sehubungan dengan tren suku bunga tinggi yang kemudian melemahkan perekonomian negara-negara di dunia. 

Namun, surplus neraca perdagangan berpotensi bertahan lebih lama karena penurunan harga komoditas yang bertahap. Serta, pembukaan ekonomi China mampu menahan penurunan kinerja ekspor lebih lanjut. 

Selain itu, ada juga pengaruh dari pengurangan produksi minyak dari OPEC+, produksi beberapa komoditas yang lebih rendah di tengah amukan El Nino, dan meredanya krisis energi global. 

Lebih lanjut, meski mencetak defisit, Faisal melihat CAD akan terjaga. Ini tetap akan menjaga ketahanan eksternal di tengah ketidakpastian global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi