Ekonom: Rupiah berpotensi lanjutkan penguatan walau tipis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dinilai masih akan melanjutkan penguatan pada perdagangan pekan depan. Hal ini karena masih minimnya sentimen baik dari dalam maupun luar negeri. 

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan pekan lalu (6/9) pasangan USD/IDR berhasil ditutup menguat 0,38% di level Rp 14.101 per dollar AS. Begitu juga dengan catatan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau dikenal Jisdor yang mencatatkan penguatan rupiah sebanyak 13 poin dari perdagangan sebelumnya menjadi Rp 14.140 per dollar AS.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menjelaskan, sentimen cadangan devisa yang naik cukup memberikan sentimen positif bagi penguatan rupiah dan diperkirakan masih akan berlanjut pada perdagangan besok (9/9). Meskipun begitu, penguatan masih cenderung terbatas dan belum akan mampu tembus di bawah Rp 14.000 per dollar AS. 


Baca Juga: Banjir sentimen positif, IHSG malah diprediksi melemah pada perdagangan esok

"Agak susah untuk tembus ke sana, karena kondisi impor Tanah Air yang tinggi dan belum memungkinkan. Apalagi neraca transaksi berjalan juga masih mencatatkan defisit," jelas Lana kepada Kontan.co.id, Sabtu (7/9).

Sedangkan dari sentimen eksternal, Lana menjelaskan penguatan yang terjadi di mata uang regional Asia turut berdampak positif bagi kurs rupiah. Untuk itu, pada perdagangan Senin (9/9) kurs rupiah masih akan bergerak pada kisaran Rp 14.050 per dollar AS hingga Rp 14.150 per dollar AS.

Sedangkan untuk sepekan ke depan, rupiah diperkirakan masih sideway pada rentang Rp 13.980 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS. 

Baca Juga: Tren kenaikan cadangan devisa diproyeksikan masih berlanjut

"Pergerakan masih sideways karena belum ada sentimen kuat, meskipun fokus masih mengacu pada rencana penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Tapi kalau ada statement pasti The Fed memangkas suku bunganya, maka ada potensi rupiah menguat sesaat di bawah Rp 14.000 per dollar AS," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .