Ekonom: Rupiah ditutup menguat ditopang sentimen positif SUN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengutip Bloomberg pada Rabu (13/2) pukul 16.11 WIB rupiah ditutup menguat 0,06% menjadi Rp 14.059 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) mata uang Garuda berada di level Rp 14.027 per dollar AS. Angka ini tumbuh 0,43% dari perdagangan sebelumnya yakni Rp 14.088 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan dari sisi internal pasar obligasi pemerintah memberikan sentimen yang cukup positif. Pasalnya Surat Utang Negara (SUN) kemarin (12/2) berhasil meraih total penawaran sebesar Rp 66.356 triliun.

Sementara total nominal yang dimenangkan dari ketujuh seri yang ditawarkan dalam SUN sebanyak Rp 25 triliun. Josua menilai lelang SUN kemarin permintaanya tinggi, pemerintah agresif sehingga menopang rupiah pada hari ini.


Pencapaian SUN rupanya sementara dapat menopang sentimen negartif penguatan dollar AS. Presiden AS, Donald Trump mengindikasikan tidak ingin pemerintahan Negera Paman Sam kembali shutdown. "Pasar global jadi sedikit optimis kepada AS sehingga dollar AS menguat," kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).

Akan tetapi, belum ada kesepakatan yang jelas antara Trump dan pemerintah AS terkait pembangunan tembok perbatasan di Meksiko. Josua menilai kalau tidak terjadi shutdown semestinya tidak ada dampak terhadap dollar AS. Jika terjadi shutduwn ada kekhawatiran berpotensi kembali terjadi perlambatan ekonomi di AS. Selebihinya tergantung dari hasil negosiasi.

Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengundur voting Brexit yang tadinya dijadwalkan akhir bulan ini menjadi akhir bulan Maret. Katanya ini membuat pelaku pasar cemas dan poudsterling melemah terhadap dollar AS.

Ia menambahkan perang dagang AS dan China masih menjadi sentimen yang perlu diwaspadai. Sebab, jika sampai dengan taggal 1 Maret mendatang belum terjadi kesepakatan tarif impor China kepada AS akan naik, ini membuat sejumlah mata uang akan melemah terhadap dollar AS.

"AS nanti malam akan merilis data CPI yang berdampak terhadap inflasi AS" katanya. Selain itu, CPI pun dinilai sebagai salah satu penentu arah suku bunga acuan AS. Menurutnya kemungkinan CPI AS turun, sehingga berpotensi menghambat penguatan dollar AS.

Pada akhirnya rupiah kembali diuntungkan. Tetapi, sepertinya besok rupiah belum bisa kembali menembus level Rp 13.000 per dollar AS. Ia meramal besok rupiah akan bergerak di area Rp 14.000-Rp 14.100 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .