KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menilai pencapaian rupiah hari ini utamanya karena harga minyak global yang sedang mengalami kenaikkan. Mengutip Bloomberg pada Kamis (14/3) rupiah ditutup melemah 0,09% di level Rp 14.278 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,11% menjadi Rp 14.253 per dollar As. Sementara indeks dollar Amerika Serikat (AS) menguat 0,15% ke level 96,6. Sementara pukul 19.46 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2019 di New York Mercantile Exchange menguat 0,45% ke U$ 58,52 per barel. Di sisi lain, harga minyak global brent pun saat ini naik di kisaran US$ 68 per barel tertinggi dalam empat bulan terakhir. Pengetatan produksi negara Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sanksi AS terhadap Iran berpotensi mengurangi pasokan minyak global. Asal tahu saja, OPEC yang terdiri dari 15 negara telah sepakat mengurangi produksinya sekitar 800.000 barel per hari. Sementara non-OPEC menyumbang pengirangan produksi minyak 400.000 barel per hari
Ekonom: Rupiah melemah karena kenaikan harga minyak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menilai pencapaian rupiah hari ini utamanya karena harga minyak global yang sedang mengalami kenaikkan. Mengutip Bloomberg pada Kamis (14/3) rupiah ditutup melemah 0,09% di level Rp 14.278 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,11% menjadi Rp 14.253 per dollar As. Sementara indeks dollar Amerika Serikat (AS) menguat 0,15% ke level 96,6. Sementara pukul 19.46 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2019 di New York Mercantile Exchange menguat 0,45% ke U$ 58,52 per barel. Di sisi lain, harga minyak global brent pun saat ini naik di kisaran US$ 68 per barel tertinggi dalam empat bulan terakhir. Pengetatan produksi negara Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sanksi AS terhadap Iran berpotensi mengurangi pasokan minyak global. Asal tahu saja, OPEC yang terdiri dari 15 negara telah sepakat mengurangi produksinya sekitar 800.000 barel per hari. Sementara non-OPEC menyumbang pengirangan produksi minyak 400.000 barel per hari