Ekonom: Sampai Juli, impor minyak masih tinggi



JAKARTA. Menjelang Lebaran, subsidi bahan bakar minyak (BBM) akan terus naik. Kuota impor minyak yang melejit akan membawa beban bagi bujet 2014.Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual berpendapat, subsidi BBM sudah pasti akan menjadi momok bagi defisit anggaran 2014. Apalagi impor minyak hingga dengan Juli, diperkirakan David masih akan terus tinggi. Bukan hanya faktor Lebaran, namun juga faktor liburan.Karena itu dalam hal ini sebagai jalan keluar pemerintah memangkas belanja kementerian/lembaga untuk menutupi beban subsidi BBM. "Kalau membengkak lagi, kemungkinan harus menambah utang," tandasnya.Hingga akhir tahun, David masih optimistis defisit anggaran tidak akan melewati target 2,4% dari PDB. Harga minyak saat ini masih cenderung stabil. Kalau terjadi lonjakan harga minyak yang signifikan baru defisit bisa melonjak dari 2,4%.Sebagai informasi, pengeluaran belanja pemerintah mulai melesat. Belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM) mengalami lonjakan menjelang Ramadan.Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, realisasi subsidi BBM hingga bulan Mei sudah mencapai Rp 100,8 triliun atau 47,9% dari pagu yang ditetapkan Rp 210,6 triliun. Pada bulan April sebelumnya realisasi subsidi BBM baru 25,2% atau sebesar Rp 53 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie