KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Aset Management memproyeksikan inflasi bulan Juli 2019 relatif terkendali. Proyeksi ini disampaikan menjelang pengumuman inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Menurut Ekonom Samuel Aset Management Lana Soelistianingsih, inflasi periode Juli berada di level 0,35%
month on month (MoM). Angka ini lebih rendah ketimbang inflasi Juni di level 0,55%.
Baca Juga: Suku bunga turun, pengembang indikasikan industri properti membaik Sementara, inflasi Juli di level 3,35% secara
year on year (YoY). Tumbuh tipis dibanding periode bulan lalu sebesar 3,32% YoY. “Inflasi bakal terkendali karena keseimbangan inflasi dan deflasi,” kata Lana kepada Kontan.co.id, Rabu (31/7). Inflasi dari sektor bahan makanan diyakini Lana masih berkontribusi paling tinggi terutama terhadap kenaikkn harga cabai. Berdasarkan data
hargapangan.id per tanggal 31 Juli 2019 harga cabai merah besar naik 0,63% atau Rp 350 menjadi Rp 55.600 per kilogram (kg). Cabai merah keriting naik 0,08% atau Rp 50 jadi Rp 59.300 per kg.
Baca Juga: Inilah Lima Agenda Utama Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Cabai rawit merah naik 0,19% atau Rp 0,19% jadi Rp 77.250 per kg. Sementara, hanya harga cabai rawit hijau yang turun sebesar 0,57% atau Rp 350 menjadi Rp 61.100 per kg. Di sisi lain, Lana meramal deflasi terjadi di sektor transportasi. Alasannya harga ongkos angkutan umum kembali normal sebab Ramadhan dan Idul Fitri sudah lewat. Selain itu, beberapa sektor komoditas seperti batubara dan minyak sawit atau
crude palm oil (CPO) dalam tren pelemahan.
Baca Juga: Indeks manufaktur global jatuh ke level terendah sejak 2016 Lana menambahkan, sepanjang bulan Juli stabilitas nilai tukar rupiah pun terjaga. Hal ini disokong pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada pertengahan bulan Juli. “Kemungkinan rupiah kembali kuat besok karena prediksi The Fed yang dovish, bisa jadi benar memangkas Fed Rate,” tutur Lana. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli