Ekonom Samuel Asset Management: Daya beli masyarakat hingga Februari masih terjaga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik mencatat  deflasi sebesar 0,08% pada Februari 2019. Dengan begitu, inflasi tahun Januari hingga Februari 2019 sebesar 0,24% dan inflasi tahun ke tahun Februari 2,57%.

Melihat komponen deflasi dimana komponen bergejolak pada Februari mengalami deflasi sebesar 1,30%, Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menilai deflasi Februari bisa jadi dikarenakan faktor musiman yang mulai memasuki masa panen atau peran pemerintah yang berusaha menstabilkan harga dan stok pangan.

"Deflasi di Februari sebesar 0,08%, ini di bawah rata-rata yang sebesar 0,13%. Ini menjadi indikasi ada sesuatu di bulan Februari. Mungkin panen yang mundur atau pemerintah yang menjaga stok," ujar Lana kepada Kontan.co.id, Jumat (1/3).


Meski Februari terjadi deflasi, tetapi Lana mengatakan tak ada yang perlu dikhawatirkan karena daya beli masyarakat masih terjaga. Ini bisa dilihat dari inflasi inti di Februari masih sebesar 0,26% dan tingkat inflasi inti Januari-Febuari sebesar 0,56%,

Dalam paparannya, Yunita Rusanti, Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS berharap deflasi tak sering terjadi karena hal tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Namun, Lana berpendapat deflasi ini tak mengkhawatirkan selama deflasi tersebut tak disebabkan permintaan yang turun. "Seringnya itu berapa kali, deflasi 2016 tiga kali, 2017 ada deflasi dua kali, kalau 2018 ada dua kali. Kalau deflasinya karena permintaan turun berbahaya. Ini kan inflasi intinya masih bagus, daya beli masyarakat masih bagus. Masyarakat masih melakukan konsumsi," terang Lana.

Lana memproyeksi, deflasi masih mungkin terjadi di Maret khususnya bagi kelompok bahan makanan karena panen dan pemerintah yang berupaya melakukan stabilisasi. Namun, dia mengatakan kelompok lainnya mungkin akan ada peningkatkan harga mengingat tiga bulan sebelum puasa masyarakat sudah melakukan berbagai persiapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi