KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi utang pemerintah pusat di akhir tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi Rp 4.418,3 triliun. Tahun ini, pemerintah juga mesti bersiap menghadapi beban utang jatuh tempo yang diproyeksi nilainya semakin bertambah. VP Economist Bank Permata Josua Pardede menilai, sejatinya, kemampuan pengelolaan utang pemerintah tampak semakin baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Ini terlihat dari keseimbangan primer tahun lalu yang sangat rendah dan makin mendekati nol ," ujar Josua, Rabu (23/1). Harapannya, keseimbangan primer bisa kembali surplus pada tahun 2021 mendatang. Artinya, bunga utang pemerintah yang ada tidak lagi dibiayai utang yang baru. Namun di sisi lain, Josua menyebut, beban utang jatuh tempo yang mesti ditanggung pemerintah bakal lebih besar.
Ekonom sarankan agar utang pemerintah tidak dibiayai dari utang baru
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi utang pemerintah pusat di akhir tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi Rp 4.418,3 triliun. Tahun ini, pemerintah juga mesti bersiap menghadapi beban utang jatuh tempo yang diproyeksi nilainya semakin bertambah. VP Economist Bank Permata Josua Pardede menilai, sejatinya, kemampuan pengelolaan utang pemerintah tampak semakin baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Ini terlihat dari keseimbangan primer tahun lalu yang sangat rendah dan makin mendekati nol ," ujar Josua, Rabu (23/1). Harapannya, keseimbangan primer bisa kembali surplus pada tahun 2021 mendatang. Artinya, bunga utang pemerintah yang ada tidak lagi dibiayai utang yang baru. Namun di sisi lain, Josua menyebut, beban utang jatuh tempo yang mesti ditanggung pemerintah bakal lebih besar.